"Yang paling bikin kita stres adalah masalah hasil lab yang lama sekali, jadi kita ini bingung pasien," kata Erlina.
"Iya hasil VCRnya, seharusnya dua hari paling lama tapi kan karena alat terbatas di awal-awal sempat lima hari, enam hari, tujuh hari dan kita stres ngadepin pasien," sambungnya.
"Apalagi keluarga pasien nanyain terus," pungkasnya.
Simak videonya dari menit awal:
Jokowi Sampaikan Kabar Baik, Berdasarkan Penelitian di Amerika
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kabar baik untuk masyarakat berkaitan dengan penyebaran Virus Corona di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Jokowi mengatakan penyebaran Virus Corona dipengaruhi oleh tingkat kelembapan udara, dan tingkat paparan sinar matahari.
Semakin tinggi paparan udara dan sinar matahari maka semakin rentan Virus Corona untuk bisa bertahan hidup.
Itu artinya Virus Corona ini tidak bisa bertahan lama pada cuaca panas.
• Efek Jangka Panjang Virus Corona, Bisa Sebabkan Kerusakan Paru-paru hingga Masalah Mental
Kepastian tersebut menurut Jokowi berdasarkan hasil penilitian yang dilakukan di Amerika Serikat.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam konferensi video di Istana Merdeka, Jumat (24/4/2020) yang ditayangkan melalui Youtube Sekretariat Presiden.
"Tadi pagi saya mendengar penyataan dari pejabat departemen of Homeland Security dari pemerintah Amerika Serikat yang menyampaikan hasil penelitian bahwa suhu udara, sinar matahari, dan tingkat kelembaban udara sangat mempengaruhi kecepatan kematian virus Corona di udara dan dipermukaan tidak berpori," ujar Jokowi.
Kabar baik itu pun disyukuri oleh Jokowi, karena seperti diketahui kita semua hidup di Indonesia yang memiliki iklim tropis.
"Berita ini merupakan kabar menggembirakan bagi kita, Karena kita hidup di alam tropis, yang suhunya panas, udaranya lembab, dan kaya akan Sinar matahari," katanya.
Namun meski begitu, Jokowi berharap hal tersebut tidak lantas membuat masyarakat merasa bebas.