Virus Corona

Larangan Mudik Berlaku 24 April, Kemenhub Sebut Ada yang Curi Start: Angkanya Sudah Kita Prediksi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati mengatakan masih ada masyarakat yang mencuri start untuk tetap mudik.

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik Lebaran bagi semua masyarakat di tengah pandemi Virus Corona.

Kebijakan larangan mudik bertujuan untuk mencegah penyebaran Virus Corona, khususnya dari wilayah Jabodetabek ke daerah lain.

Dilansir TribunWow.com, larangan mudik ini akan berlaku mulai Jumat (24/4/2020) pada pukul 00.00 WIB.

Warga perantau menunggu bis untuk menuju kampung halamannya di Terminal Bayangan di kawasan Pondok Pinang, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Di tengah masa tanggap darurat corona ini, sejumlah perantau di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) justru memilih mudik lebih cepat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Ramai Warga Tinggalkan Perantauan akibat Corona, Jokowi: Itu Bukan Mudik, Namanya Pulang Kampung

Dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (23/4/2020), Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati mengatakan masih ada masyarakat yang mencuri start untuk tetap mudik.

Hal itu terjadi karena ada jeda dua hari antara waktu penetapan dengan waktu pengumuman yang disampaikan oleh Jokowi pada Selasa (21/4/2020).

Waktu dua hari tersebutlah yang nampaknya dimanfaatkan oleh para perantau yang memang bersikeras untuk pulang kampung.

"Ini kan larangan memang akan berlaku mulai 24 April, jadi memang akan ada dua hari termasuk hari ini yang kemudian kita lihat fenomenanya masyarakat sepertinya ada curi start sebelum larangan ini diberlakukan," ujar Adita Irawati.

Adita Irawati menilai sudah memprediksi akan terjadinya fenomena tersebut.

Meski begitu, menurutnya jumlah pemudik yang mencuri start tetap masih dalam kendali.

"Namun demikian kami memang sudah mempertimbangkan hal tersebut, dan kami juga sudah memprediksi hal tersebut," sambungnya.

Lebih lanjut, Adita Irawati mengatakan semua persiapan sudah dilakukan untuk mensukseskan kebijakan larangan mudik ini.

Dua hari yang ada sebelumnya juga digunakan untuk mematangkan prosedur penerapan termasuk aturan untuk penegakan.

Ditanya Kesediaanya Gabung Pemerintahan, Haris Azhar: Enggak, Saya Hanya Jadi Alat Gimiknya Presiden

"Yang jelas adalah bahwa 24 April ini memang kita butuhkan untuk melakukan semua persiapan dan kita juga sudah bisa menghitung kira-kira berapa yang curi start," jelasnya.

"Sementara ini masih bisa dikendalikan, namun demikian angkanya sudah kita prediksi."

Dalam penerapannya, dijelaskan akan menutup semua akses moda transportasi umum yang keluar dari wilayah Jabodetabek.

Tidak hanya moda transportasi umum, petugas juga akan memberhentikan kendaraan pribadi, termasuk sepeda motor pada setiap check poin yang telah disediakan.

"Untuk semua moda transportasi umum yang diperuntukan bagi penumpang, termasuk kendaraan pribadi dan sepeda motor, kecuali adalah untuk angkutan logistik atau angkutan barang, ini akan tetap beroperasi seperti biasa," ungkapnya.

Namun untuk yang dikecualikan adalah kendaraan yang bersifat logistik dan mempunyai kepentingan sebagai layanan masyarakat, seperti ambulans atau pemadam kebakaran.

"Pengecualian tentu ada, karena kita juga sadari ini ada petugas-petugas yang memang karena penugasannya dan juga karena sifatnya layanan masyarakat atau mungkin strategi yang dibutuhkan."

"Selain itu akan terkena pelarangan," pungkasnya.

Simak videonya:

Antisipasi Masyarakat Nekat Mudik, Ganjar: Kita Tidak sedang Kucing-kucingan

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak melakukan mudik di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Apalagi hari ini, Selasa (21/4/2020), Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik, yang berlaku untuk semua masyarakat.

Larangan mudik tersebut akan berlaku mulai Jumat (24/4/2020) mendatang.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku tidak ingin adanya campur tangan urusan politik di tengah pandemi Virus Corona. (Youtube/tvOneNews)

• Tindak Lanjut Larangan Mudik, Menhub Luhut Pandjaitan Tutup Akses Keluar Masuk Jabodetabek

Meski begitu, Ganjar mengakui dalam implementasinya di lapangan nanti tentu tidak akan berjalan mudah.

Dilansir TribunWow.com dalam acara Kabar Petang yang tayang di Youtube tvOneNews, Selasa, Ganjar mengatakan kemungkinan masyarakat yang nekat mudik tetap akan ada.

Apalagi, pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dirasa tidak bisa membendung sepenuhnya.

Oleh karenanya, menurut Ganjar, hal tersebut kembali lagi pada kesadaran dari masyarakat itu sendiri.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu mengaku tidak ingin istilahnya kucing-kucingan atau kejaran-kejaran dengan masyarakat.

Ganjar tidak ingin memperlakukan warganya seperti maling atau penjahat yang harus ditangkap.

Maka dari itu, kuncinya adalah kesadaran diri sendiri untuk tidak mudik dengan mempertimbangan risiko penyebaran Virus Corona.

Najwa Shihab Minta Maaf pada Jokowi saat Bahas Transparasi Data Corona: Saya Tanya Masalah Terus

"Kita tidak sedang kucing-kucingan untuk menangkap maling atau penjahat, jadi yang dilakukan sebenarnya hanya membangun kesadaran, percayalah, orang Indonesia cerdas," ujar Ganjar.

"Jadi saya lebih memilih untuk tidak kucing-kucingan, tetapi membangun kesadaran ini, mari kita rasakan apa yang terjadi," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke-9.43:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)