"Yang kedua yang paling penting, kenapa pemerintah tak menyediakan perusahaan BUMN sebagai penyedia pelatihan online. Kenapa harus menyewa pelatihan swasta?," ucap Adi.
"Dari BUMN kalau (Rp) 20 triliun dilakukan oleh BUMN, saya kira duit negara akan kembali kepada negara."
Dengan memilih Ruang Guru sebagai mitra, Adi menilai pemerintah hanya membuang-buang anggaran yang tak sedikit, yakni sekira 20 triliun rupiah.
"Kalau begini ceritanya, duit negara habis untuk perusahaan swasta yang memang orientasinya pada profit bukan pada edukasi lainnya," tukasnya.
Simak video berikut ini menit ke-5.48:
Minta Stafsus Dimaafkan
Di sisi lain, sebelumnya Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno, menanggapi soal kisruh yang melibatkan Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya apa yang dilakukan oleh Stafsus tersebut memiliki niat baik untuk membantu masyarakat.
Tak ingin masalah menjadi panjang, Sandiaga meminta semua pihak memaafkan kesalahan yang telah dibuat oleh Stafsus tersebut.
• Curiga Ruang Guru Aji Mumpung, Refly Harun Minta Belva Mundur dari Stafsus: Tak Perlu Tanya Presiden
Dikutip dari keterangan persnya pada Minggu (19/4/2020), awalnya Sandiaga mengaku prihatin melihat adanya konflik tersebut.
"Tentunya sangat prihatin terhadap polemik ini, karena di saat-saat dimana pemerintah pusat, dan daerah harus terus meningkatkan kepercayaan publik," jelasnya.
Sandiaga menyayangkan kisruh justru terjadi saat Indonesia sedang dilanda pandemi Virus Corona (Covid-19).
"Berkaitan terutama dengan penanganan Covid-19, sebagaimana kita bisa menghambat, dan memutus mata rantai Covid-19," kata Sandiaga.
"Di saat banyak juga anggota masyarakat yang terdampak secara kesehatan, maupun juga ekonominya."
Sandiaga lalu menyoroti peran para Stafus milenial.