"Cakupan tes yang kita tingkatkan bisa memberikan juga gambaran data berapa yang persen yang sudah terpapar atau terinfeksi," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-2:20:
Gelombang Dua Sulit Dihindari
Pada kesempatan yang sama, Dicky menjelaskan, kini Indonesia masih dalam tahap gelombang pertama Virus Corona.
"Untuk Indonesia tentu kita masih dalam tahap gelombang pertama dan puncak pun sebagaimana banyak perkiraan di awal Mei walaupun itu juga bergeser karena banyak data yang harus kita tetap validasi dan update," ujar Dicky.
Namun, sejumlah negeri seperti China hingga Korea Selatan kini mulai memasuki gelombang kedua, setelah diketahui jumlah kasusnya sempat menurun.
"Tapi untuk sebagaimana kita ketahui untuk China kemudian Singapura, kemudian juga Taiwan, Korea, mereka sudah melewati gelombang pertama ini."
"Dan saat ini mereka dalam posisi munculnya potensi serangan gelombang kedua, ini yang terjadi saat ini," jelas Dicky.
Ia menegaskan agar semua pihak fokus pada gelombang pertama agar penyebaran Virus Corona lebih landai.
Hal itu bisa dilakukan dengan adanya tes pemeriksaan yang masif.
• Jokowi Minta PSBB di Tengah Pandemi Corona Dievaluasi Total: Kekurangannya Apa, Plus Minusnya
"Belum dan kita masih harus berupaya tetap fokus di gelombang ini dan mudah-mudahan kita bisa melakukan pelandaiain kurva tentu dengan peningkatan cakupan test, deteksi, dan tracing dari penderita Covid-19," katanya.
Ia mengatakan, gelombang kedua Virus Corona diprediksi bisa terjadi mengingat penyakit tersebut memiliki angka reproduksi dasar lebih dari satu.
Selain itu, penyakit ini masih tergolong baru di mana banyak orang belum memiliki imun untuk menangkal Virus Corona.
"Yang perlu dipahami gelombang kedua ini sulit dihindari karena selama penyakit Covid-19 memiliki basic reproduction number yang di atas satu dia akan terus memilkiki potensi untuk menularkan."
"Dan sebagaimana kita ketahui karena penyakit ini,penyakit baru sebagian dari populasi memang tidak memiliki imunitas artinya mereka rawan," jelas dia.
Dicky menjelaskan semakin banyak orang tak memiliki imunitas yang kuat maka semakin besar gelombang dua terjadi.
"Semakin banyak di daerah situ, di negara tersebut yang masih rawan belum memiliki imunitas terhadap Covid-19 ya semakin besar juga serangan baik gelombang kedua atau berikutnya itu yang terjadi," ucapnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)