Virus Corona

Camat Serang Bantah Yuli Meninggal Dunia karena Kelaparan: Kalau dari Dampak Makan Enggak Mungkin

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Khalid dan Yuli, keluarga di banten yang mengahrukan karena telah dua hari menahan lapar akibat terdampak pandemi Virus Corona.

TRIBUNWOW.COM - Camat Serang, Banten, TB Yasin, menampik kabar warga yang sempat ramai diberitakan ibu Yuli (43) yang tidak makan dua hari meninggal karena kelaparan.

Kabar soal warga yang bernama Yuli yang merupakan warga Lontar baru, Kota Serang, sebelumnya viral di media sosial dan jadi pemberitaan media.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas TV, Selasa (21/4/2020), Yuli meninggal dunia pada, Senin (20/4/2020), setelah dikabarkan tidak makan dan hanya minum air galon.

Camat Serang, TB Yasin, menampik kabar meninggalnya Yuli (43) karena kelaparan dan tidak bisa makan akibat pandemi Virus Corona. (Youtube/KompasTV)

Gerakan Indonesia Peduli dan Bersatu Mendukung Imbauan Pemerintah terkait Virus Corona

Yuli diketahui meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju Puskesmas Sindangdaru, Kota Serang.

Mendengar kabar tersebut, TB Yasin sebagai Camat di wilayah Serang menampiknya.

Ia mengatakan bahwa meninggalnya Yuli yang ramai disebut-sebut karena kelaparan adalah tidak mungkin.

Menurutnya, seseorang masih akan bertahan tanpa makan selama dua sampai tiga hari.

Apalagi, ia mengaku pihaknya telah memberikan bantuan siap masak sejak Sabtu kemarin.

"Kalau dari dampak makan sih enggak mungkin, karena manusia itu bisa bertahan 2-3 hari lah," kata TB Yasin.

"Dan kalau seandainya Bu Yuli itu tidak makan dua tiga hari itu kelihatannya lemas."

"Sedangkan hari Sabtu jajaran Muspika pun sudah datang, sudah menengok, sudah memberikan bantuan ala kadarnya dan itu sudah bisa dimasak," terangnya.

Waspada Gejala Baru Virus Corona, Timbul Lesi Keunguan di Sekitar Kaki, Tanda-tanda seperti Campak

Tak Ingin Ada Campur Politik di Tengah Corona, Ganjar Pranowo: Seperti Komentar di Youtube Hari Ini

Yuli diketahui meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju Puskesmas Sindangdaru, Kota Serang.

Almarhum tutup usia dengan meninggalkan seorang suami dan empat orang anak yang masih kecil.

Berdasarkan diagnosis sementara, Yuli diketahui meninggal akibat serangan jantung.

Meskipun, ia diketahui tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Hal tersebut disampaikan oleh Jubir Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang, Hari Pamungkas.

"Visum resmi belum dikeluarkan tapi diagnosa klinisnya diperkirakan almarhum meninggal karena serangan jantung," ujar Hari Pamungkas seperti disampaikan di Kompas TV.

Simak video selengkapnya:

Tangis Yuli Sebelum Meninggal Dunia

Dampak pandemi Virus Corona kini kian nyata dirasakan oleh masyarakat luas.

Khususnya masyarakat menengah ke bawah yang setiap harinya mengandalkan penghasilan harian.

Seebelumnya Yuli dan keluarganya  yang mengaku kelaparan akibat terdampak Virus Corona.

Satu keluarga di Banten yang terdampak Virus Corona mengaku telah dua hari tidak makan karena tidak ada penghasilan (kanal YouTube KompasTV)

• Dibantu TNI dan Polri, Gugus Tugas NTT Berhasil Temukan 2 Sopir yang Bawa 7 Mahasiswa Positif Corona

Pasangan Kholid dan Yuli menjalani hari-hari menyedihkan selama status KLB Provinsi Banten.

Yuli tak kuasa menahan tangisnya saat dikunjungi wartawan dan ditanya keadaannya.

Sambil menangis tersedu-sedu menggendong anaknya, Yuli mengaku telah dua hari menahan lapar karena tidak ada penghasilan.

"Sudah berapa hari nggak makan?" tanya wartawan Kompas TV, Senin (20/4/2020).

"Dua hari om. Cuma diam aja, sampai saya sedih, abah nyuruh sabar ya ma sambil dielus-elus," kata Yuli yang tak tahan membendung air mata.

Yuli dan Khalid sebelumnya sempat mengajukan diri sebagai penerima bantuan saat Corona, namun ditolak.

Pasalnya, diirinya dianggap masih menerima gaji dari dinas.

"Belum ada, saya udah ngajuin, kalau yang masih dapat gaji mah enggak dikasih tambahnya, enggak di-acc (diterima) katanya," ungkap Yuli.

• Kriminolog Soroti Kejanggalan Syarat Kemenkumham Bebaskan Napi: Semua Bisa Terjangkit Corona

Yuli mengaku, dirinya hanya seorang pegawai lepas yang dibayar per hari.

Dalam satu hari, Yuli hanya mendapatkan upah sebesar 25 ribu rupiah.

Untuk mengganjal lapar, keluarga tersebut biasanya hanya mengganjalnya dengan air putih.

"Jadi per hari dibayarnya. Kalau misalkan masuk 25 ribu, kalau sakit enggak dikasih. Kemarin aja mertua meninggal enggak masuk dipotong," ujar Yuli.

Sementara itu, suami Yuli, Kholid hanyalah bekerja sebagai seorang pemulung.

Setiap hari, ia mencari barang bekas untuk bisa dijual kembali.

Yuli juga mengaku, untuk menebus ijazah milik anaknya yang besar saja harus meminta banduan Bandan Amil Zakat Nasional (Baznas).

"Anak yang gede aja mau ambil ijazah saya minta bantuan dari Baznas," terangnya.

• Bantuan Masyarakat Terdampak Virus Corona di Toba Kadaluwarsa, Bupati Sampaikan Permintaan Maaf

Simak video selengkapnya:

(TribunWow.com/Rilo)