Dua hari setelah itu, Tandi Kogoya dan kelompoknya kembali melakukan penembakan di Kampung Ugima dan Kampung Gamagai Kab Intan Jaya.
Saat itu, Serda Romadon meninggal dunia dan tiga anggota TNI luka tembak.
Pada 22 Desember 2019, Tandi Kogoya dan kelompoknya kembali beraksi melakukan penembakan di Kampung Titigi Distrik Sugapa Kab Intan Jaya, yang mengakibatkan Serda Afriandi mengalami luka tembak.
Lalu, pada 14 Februari 2020, Tandi dan kelompoknya bertolak dari Ugimba dan ikut dalam rombongan gabungan sejumlah kelompok KKB yang dipimpin Lekagak Telenggen menuju Tembagapura, Mimika.
Selama berada di Tembagapura, gabungan Kodap TPN-PB melakukan serangkaian penembakan, termasuk penyerangan kendaraan patroli Polsek Tembagapura.
Menurut Kapolda, gabungan KKB ini berupaya untuk mengganggu operasional PT Freeport Indonesia di Tembagapura.
"Mereka menganggap sangatlah penting untuk mengganggu perusahaan itu agar mendapat perhatian dari LSM-LSM internasional," kata Kapolda.
Tandi kemudian ikut dalam rombongan Kali Kopi pimpinan Joni Botak dan Henky Wamang dari Tembagapura menuju Kuala Kencana, yang dekat dengan Kota Timika.
Pada 30 Maret 2020, mereka melakukan penyerangan di area kantor Freeport di Kota Kuala Kencana.
Dalam peristiwa itu, seorang warga New Zeland bernama Graeme Thomas Weal (57) meninggal dunia.
Sedangkan dua karyawan lainnya bernama Jibril MA Bahar (49), dan Ucok Simanungkalit (57) mengalami luka tembak.
Paulus menjelaskan, selama sebulan terakhir, tim gabungan Polri-TNI berhasil menembak tujuh anggota dan pimpinan KKB OPM.
Seorang lainnya berhasil ditangkap hidup-hidup.
Sebagian dari mereka terlibat penyerangan karyawan Freeport di Kuala Kencana pada 30 Maret lalu yang dilakoni kelompok KKB pimpinan Joni Botak.
Dari penyergapan disertai baku tembak itu, tim gabungan mengamankan sejumlah senjata api, amunisi, senjata tajam dan sejumlah barang bukti lainnya.