Virus Corona

Ahli Sebut Virus Corona Berpotensi Rusak Ginjal dan Jantung, Ini Hasil Laporannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Wabah Virus Corona di Italia Makin Parah, Orang Berusia 80 ke Atas akan Dibiarkan Mati jika Kondisinya Kritis

Sel ini banyak terdapat di saluran dan organ pernapasan.

Namun ada kemungkinan Virus Corona memasuki organ lain dengan cara yang sama.

Organ pencernaan misalnya, memiliki 100 kali lebih banyak reseptor ACE2 dibandingkan bagian tubuh lainnya.

“Jika dibentangkan, area permukaan yang memiliki ACE2 mungkin seluas lapangan tenis. Ini adalah area yang sangat rentan terhadap virus untuk menyerang dan menduplikasi diri,” tutur Brennan Spiegel, Wakil Pemimpin Redaksi untuk American Journal of Gastroenterology.

Oleh karena itu virus SARS-CoV-2 juga memiliki efek yang cukup kuat pada sistem pencernaan, menyebabkan diare, muntah-muntah, dan gejala lainnya.

Sebuah studi menyebutkan setengah pasien Covid-19 memiliki gejala masalah saluran pencernaan. Para dokter menyerukan tagar #NotJustCough (tidak hanya batuk) untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hal ini.

Sebuah laporan juga menyebutkan virus ini mungkin menyerang organ hati.

Seorang wanita berusia 59 tahun di AS datang ke rumah sakit karena warna urin yang gelap, yang diketahui disebabkan oleh hepatitis parah.

Usai timbulnya gejala batuk, para dokter menghubungkan infeksi Covid-19 dengan kerusakan hati.

Spiegel menyebutkan, ia juga mendapat laporan-laporan lainnya setiap hari.

Sebuah laporan lainnya dari China menyebutkan 5 orang pasien Covid-19 mengalami hepatitis akibat virus tersebut.

Perawat RSUP Kariadi Semarang yang Positif Corona Meninggal Dunia, Warga Diminta Tak Tolak Pemakaman

Badai sitokin

Sejauh ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa sistem imun yang berusaha keras menyerang Virus Corona menyebabkan badai sitokin dan menjadi penyebab utama kerusakan organ.

Pada beberapa pasien Covid-19 dengan kondisi parah, para dokter menemukan tingkat inflamasi sitokin yang tinggi bernama “interleukin-6” atau IL-6.

Badai sitokin bukanlah hal baru dalam penyakit medis.

Halaman
1234