Virus Corona

Tiap Hari Makamkan Puluhan Jenazah Korban Corona, Sopir Ambulans: Sedih Mbak, Enggak Ada yang Ngerti

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sopir mobil jenazah Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Muhammad Nursyamsurya dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (15/4/2020).

TRIBUNWOW.COM - Kesedihan dirasakan Sopir ambulans Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Muhammad Nursyamsurya.

Dilansir TribunWow.com, Muhammad Nursyamsurya mengaku mengalami kelelahan akibat memakamkan puluhan jenazah positif Virus Corona setiap hari.

Ia pun menyoroti banyak warga yang masih berkeluyuran saat pemerintah sudah mengimbau agar masyarakat tak keluar dari rumah untuk mencegah penyebaran Virus Corona.

Karena itu, Muhammad Nursyamsurya menganggap masyarakat seolah tak peduli dengan perjuangan para petugas merawat pasien virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Presenter Najwa Shihab (kiri) dan sopir mobil jenazah Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Muhammad Nursyamsurya (kanan), dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (14/4/2020). (YouTube Najwa Shihab)

Makamkan Puluhan Korban Corona, Sopir Mobil Jenazah Menangis di Mata Najwa: Kami Juga Punya Keluarga

THR bagi PNS Eselon III ke Bawah Dipastikan Tetap Cair tapi Jumlahnya Berkurang, Ini Penjelasannya

Melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (15/4/2020), Nursyamsurya bahkan menangis saat mengungkap kondisi para petugas kini.

"Ini kehidupan seperti ini, masa harus kehidupan seperti ini terus? Kita harus bersosialisasi," ucapnya.

"Minta tolong kepada masyarakat untuk diam di rumah."

Lebih lanjut, ia pun kembali terisak saat mengeluhkan macetnya jalananan Jakarta di tengah wabah Virus Corona.

Nursyamsurya menilai, masyarakat tak memahami kondisi dan pekerjaan para petugas yang berjuang menangani pasien Virus Corona.

"Sedih mbak, sebentar lagi bulan puasa, saya pengin pengin teriak di jalanan, di lampu merah macet, dini hari masih macet," ujarnya.

"Masyarakat enggak ada yang ngerti."

Nursyamsurya mengaku, semenjak wabah Virus Corona, hampir setiap menit ia diminta mengurus jenazah para korban.

Dalam 1 Bulan, Virus Corona di Yogyakarta Jadi 62 Kasus Positif, 22 Orang Sembuh

Karena itu, ia pun merasa sedih saat banyak masyarakat yang hingga kini tak peduli pada bahaya Virus Corona dan perjuangan para petugas.

"Jadi kami tiap hari terima telepon, tiap menit telepon masuk ada jenazah yang harus dilayani, yang harus dilakukan dengan protap 19," jelas dia.

"Sedih mbak, tapi masyarakat enggak ada yang ngerti."

Meskipun lelah, Nursyamsurya tetap menjalankan kewajibannya mengantar dan memakamkan jenazah korban Virus Corona.

"Capek, tapi memang itu kerjaan jadi mau apa lagi," tuturnya.

Mendengar pengakuan Nursyamsurya itu, Presenter Najwa Shihab pun angkat bicara.

Ia menyinggung kondisi keluarga Nursyamsurya yang pasti merasakan kekhawatiran yang sangat besar.

"Iya Pak Syam, saya membayangkan bahkan mungkin keluarga di rumah juga sesungguhnya khwatir melihat Pak Syam setiap hari berjibaku melakukan pekerjaan," kata Najwa Shihab.

"Tapi di sisi lain, banyak masyarakat yang bahkan tidak peduli dan cuek seperti tadi Pak Syam katakan," tukasnya.

Simak video berikut ini menit ke-8.05:

Cerita Suami Perawat yang Jenazahnya Ditolak

Pada acara tersebut, sebelumnya  Joko Wibowo, suami perawat yang jenazahnya ditolak karena positif Virus Corona, juga mengungkapkan isi hatinya.

Dilansir TribunWow.com, Joko Wibowo mengaku sangat terpukul dan kecewa dengan aksi sekelompok warga Ungaran, Jawa Tengah, yang menolak jenazah istrinya.

Kejadian itu pun turut membuat Presenter Najwa Shihab prihatin.

Bahkan, Najwa Shihab mengaku tak mampu membayangkan jika berada di posisi Joko Wibowo dan keluarga.

• Fadli Zon: Saya Heran Kenapa Pemerintah Masih Tarik Ulur Isu Mudik, Masyarakat Dibuat Bingung

Pada kesempatan itu, Joko yang sudah lama tak bertemu dengan sang istri mengaku sangat kecewa terhadap aksi penolakan jenazah positif Virus Corona itu.

"Saya tentunya sangat kecewa saat itu, tapi bagaimana lagi sudah enggak ketemu istri sekian lama," ucap Joko.

Tak hanya itu, kesedihan Joko semakin bertambah karena saat kejadian penolakan itu, dirinya juga sudah lama tak bertemu dengan anak-anaknya.

Joko mengatakan, ia dan keluarga hanya ingin memakamkan jenazah sang istri berdampingan dengan pusara sang ayah.

"Kemudian saya sendiri juga enggak bertemu dengan anak-anak, sampai akhirnya saya dinyatakan negatif karena saya juga diperiksa swab," ujar Joko.

"Kemudian akhirnya istri meninggal, hanya ingin menempatkan pada posisi di liang lahat saja kok ya susah."

• Pengakuan Napi Bebas karena Asimiliasi saat Corona Rogoh Kocek Rp 5 Juta: Enggak Bayar Enggak Keluar

Tak hanya sedih, Joko juga mengaku sangat sakit hati terhadap aksi sekelompok warga yang menolak jenazah sang istri.

"Saya rasanya perih, sudah habis rasanya perasaan ini," jelas Joko.

"Intinya hanya satu keinginan supaya itu cepat mendapatkan tempat, namun ada beberapa orang yang menolak. Itu rasanya sungguh-sungguh sakit sekali Mbak Najwa."

Lebih lanjut, Joko mengaku tak tahu betul bagaimana kronologi penolakan jenazah istrinya.

"Sebenarnya untuk jenazah itu masih, dalam rombongan jenazah masih sekitar 500 meter dari tempat pemakaman," kata Joko.

"Jadi secara langsung saya tidak tahu, hanya lewat telepon itu ada suara yang kacau."

"Jadi seperti ada protes warga, memang dari Semarang sudah 3 kali dihentikan karena ada kabar bahwa ada sekelompok warga tidak ingin jenazah istri saya dimakamkan di situ."

Mendengar cerita Joko itu, Najwa Shihab pun mengaku tak dapat membayangkan jika berada di posisi keluarga jenazah.

"Saya tidak bisa membayangkan sama sekali bagaimana Pak Joko dan keluarga begitu, ditinggal istri kemudian ketika dikebumikan mendapat penolakan seperti itu," ujar Najwa. (TribunWow.com)