Selain itu mereka juga sedang berusaha untuk mengumpulkan senjata guna memperkuat diri mereka.
"Karena mereka ini tergabung dalam Mujahidin Indonesia Timur, mereka turun untuk melakukan amaliah, dan sasarannya adalah kepolisian," kata Didik.
"Saya kira yang sangat dibutuhkan mereka saat ini adalah persenjataan," tambahnya.
"Salah satu untuk mendapat senjata ya harus merobohkan pemegang senajata."
"Makannya mereka berusaha untuk melumpuhkan anggota kita yang sedang melakukan pengamanan di bank," sambung Didik.
• Jokowi Rombak Anggaran Lawan Corona, Sri Mulyani Potong THR, PUPR Korbankan Rp 36,9 Triliun
Didik mengatakan amaliah adalah kegiatan yang dipercayai para pelaku sebagai kebenaran.
"Amaliah merupakan suatu kegiatan-kegiatan yang menurut mereka itu dibenarkan untuk memperjuangkan apa yang mereka kehendaki," paparnya.
Masih Ada 15 Teroris
Didik mengatakan pergerakan anggota MIT sangat di Poso sangat luas.
Ia bercerita bagaimana MIT sangat menguasai medan pegunungan yang lebat, dan mampu memanfaatkan celah agar tak terdeteksi aparat keamanan.
"Jadi kalau kita sudah melakukan sekat-sekat di tempat-tempat tertentu, masih luas yang tidak ter-cover," kata Didik.
"Jadi mereka pasti mencari kelengahan kita, karena mereka sangat menguasai medan, mereka bisa turun sampai ke wilayah kota."
Hingga saat ini, Didik mengatakan masih ada 15 anggota MIT yang masih mengancam keamanan Poso.
"Sementara ini yang turun yang berhasil kita lumpuhkan ada dua, tapi perlu saya jelaskan bahwa kelompok yang di atas itu ada 18 awalnya, kemudian bulan dua kemarin menyerahkan diri satu," tuturnya.
"Yang tadi siang tertangkap lagi dua, berarti masih ada 15 lagi yang harus tetap kita tunggu sampai semuanya tertangkap," jelas Didik.