Lalu, ia menyinggung soal kepala daerah yang ingin memberlakukan lockdown di wilayahnya masing-masing.
Satu di antaranya, Saor menyoroti wacana Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Diketahui, Anies Baswedan sempat ingin memberlakukan lockdown di DKI Jakarta.
Menurut Saor, pernyataan kepala daerah terkait kebijakan untuk mencegah penyebaran Virus Corona sering dihubung-hubungkan dengan politik.
"Misalnya contoh begini, jangan misalnya ada katakanlah ada pikiran dari kepala daerah, misalnya waktu pernah Anies Baswedan mengatakan ide lockdown misalnya."
"Apa yang dilakukan oleh salah satu kepala daerah ditarik ke politik lagi gitu loh," ujarnya.
Selain itu, ia juga menyoroti soal buzzer.
Menurutnya, keberadaan buzzer hanya menghambat penyelesaian masalah Covid-19.
"Dipakai buzzer-buzzer, inilah yang menurut saya mengapa cara penyelesaian kita soal Covid-19 (seperti ini) juga," ungkapnya.
• Apakah Berenang di Kolam Renang Umum Bisa Tertular Virus Corona? Ini Penjelasan Ahli
Ia mengatakan bahwa sering kali suatu masalah dihubung-hubungkan dengan politik.
"Bagaimana semua toxic-toxic (racun) otak-otak kita ini bicara soal kekuasaan, padahal Belanda masih jauh," ucapnya.
Pikiran-pikiran negatif menurut Saor bisa membuat pemerintah pusat dan daerah tak kompak.
"Ini yang saya kira 'mau menjatuhkan (Presiden Joko Widodo) Jokowi dan lain-lain', akibatnya apa tidak terjadi sinergis di antara pemerintah dengan kepala daerah," kritiknya.
Sedangkan seharusnya masalah Virus Corona menjadi waktu yang tepat untuk saling memperkuat persatuan.
"Padahal ini saatnya kita betul-betul bergandengan tangan,"ucapnya.
• Said Didu Kirim Surat Klarifikasi Tanpa Minta Maaf, Bagaimana Reaksi Luhut Pandjaitan?
Lihat videonya mulai menit ke-21:20:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Baca juga artikel ini di Tribunnews.com dengan judul Di ILC Bahas Corona, Refly Harun Ungkap Ada Politisi Kirim Surat ke Jokowi: Belum Ada Jawaban Tegas