TRIBUNWOW.COM - Virus Corona atau Covid-19 telah mewabah di dunia.
Sejauh ini, Virus Corona sudah menginfeksi lebih dari 1,3 juta orang di dunia per Selasa (7/4/2020).
Tak hanya itu, Virus Corona juga sudah mewabah di lebih dari 209 negara di dunia.
• Solusi Sandiaga Uno Pulihkan Ekonomi Pasca Wabah Corona: Kita Jangan Ngomong Ekonomi Dulu
Dikutip TribunWow.com dari Science Alert, Selasa (7/4/2020), Virus Corona dapat menyebar secara cepat.
Bahkan, beberapa ahli menyebut penyebaran Virus Corona dapat melalui udara, yakni bernapas dan berbicara.
Hal ini berdasarkan dari studi terbaru yang disampaikan oleh Harvey V. Fineberg, Komite Tetap untuk Penyakit Menular yang Muncul dan Ancaman Kesehatan Abad 21 di Amerika Serikat (AS).
Dalam penelitiannya, Virus Corona dapat menyebar melalui bioaerosol yang dihasilkan langsung dari pernapasan pasien positif Covid-19.
"Penelitian yang ada saat ini mendukung kemungkinan bahwa SARS-CoV-2 dapat disebarkan melalui bioaerosol yang dihasilkan langsung oleh pernapasan pasien," tulis Harvey.
Harvey meminta agar masyarakat lebih berhati-hati lagi dengan hasilnya sejauh ini.
Pasalnya, cara kerja Covid-19 berbeda dengan penyebaran SARS ataupun flu yang bisa melalui udara.
"Namun demikian, kehadiran RNA virus di tetesan udara dan aerosol menunjukkan kemungkinan penularan virus melalui rute ini," tambahnya.
• Orang Muda dan Sehat Berpotensi Meninggal karena Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengatakan bahwa transmisi bioaerosol udara Covid-19 belum terbukti, kecuali dalam keadaan yang sangat spesifik.
"Dalam konteks Covid-19, transmisi melalui udara dapat dimungkinkan dalam keadaan dan pengaturan khusus di mana prosedur atau perawatan pendukung yang menghasilkan aerosol dilakukan," tulis WHO.
Hal itu termasuk seperti mengeluarkan pasien positif Virus Corona dari ventilator atau ventilasi manual.
"Sampai saat ini, beberapa publikasi ilmiah memberikan bukti awal tentang apakah virus Covid-19 dapat dideteksi di udara dan karenanya, beberapa berita telah menyarankan bahwa telah ada penularan melalui udara. Temuan awal ini perlu ditafsirkan dengan cermat."
WHO menyarankan agar masyarakat tetap menjaga jarak fisik (physical distancing) dan isolasi diri untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona.
• PM Inggris Boris Johnson Masuk ICU setelah Kondisi Kesehatan Makin Memburuk karena Virus Corona
Sementara itu dilansir Kompas.com, Virus Corona memang lebih cepat menginfeksi manusia ketimbang SARS.
Menurut hasil penelitian studi terbaru, protein yang terkandung dalam Virus Corona SARS-CoV-2 memiliki "daerah khusus" atau ridge yang lebih padat.
Hal ini membuatnya lebih mudah menempel pada sel manusia dibanding Virus Corona jenis lainnya.
Saat virus mudah menempel ke sel manusia, ini memungkinkan Virus Corona SARS-CoV-2 memiliki kemampuan menginfeksi dengan lebih baik dan mampu menyebar lebih cepat.
Dikabarkan Live Science, Sabtu (4/4/2020), Virus Corona baru SARS-CoV-2 menempel pada sel manusia melalui apa yang disebut spike protein.
Ketike spike protein menempel atau terikat pada reseptor sel manusia - protein pada permukaan sel yang berfungsi sebagai pintu masuk sel -membran virus akan bergabung dengan sel manusia.
Hal ini memungkinkan genom virus untuk masuk ke dalam sel manusia.
Semua jenis Virus Corona, termasuk yang menyebabkan penyakit SARS dan MERS, menempel pada sel manusia melalui spike protein.
Namun, setiap jenis Virus Corona memiliki struktur spike protein yang berbeda. (TribunWow.com)