TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengajak semua masyarakat untuk menggunakan masker kain ketika berada di luar rumah.
Dilansir TribunWow.com, Achmad Yurianto menyebut masker medis atau N95 hanya diperuntukan bagi para tenaga medis yang hingga kini masih berjuang merawat pasien Virus Corona.
Karena itu, menurutnya masker kain efektif digunakan oleh masyarakat yang sehat.
Selain bisa dibuat sendiri, masker kain juga disebutnya bisa dicuci berkali-kali menggunakan air sabun.
• Muhammad Syarifuddin Terpilih Jadi Ketua MA: Mulai Hari Ini Selesai Sudah Demokrasi Kecil ala MA
• Pegawai Puskesmas Turi Lamongan Positif Virus Corona, Layanan Kesehatan Langsung Dihentikan
Hal itu disampaikan Achmad Yurianto dalam jumpa pers yang ditayangkan kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (6/4/2020).
"Presiden Joko Widodo telah mengingatkan kita semua, sejalan juga dengan rekomendasi kesehatan dunia agar seluruh masyarakat menggunakan masker," ucap Yurianto.
"Sekali lagi, agar seluruh masyarakat menggunakan masker terutama saat beraktivitas di luar rumah."
Yurianto menjelaskan, masyarakat yang sehat bisa menggunakan masker kain untuk melindungi diri dari Virus Corona.
Sebab, masker bedah atau yang kerap disebut N95 hanya diperuntukan bagi para tenaga medis yang berjuang menyelamatkan pasien Virus Corona.
"Oleh karena itu, secara mandiri kita mampu membuat masker kain ini," ujar Yurianto.
"Masker bedah, masker N95 hanya diperuntukkan untuk petugas kesehatan. Oleh karena itu, kita cukup menggunakan masker kain yang bisa kita buat sendiri."
• Pegawai Puskesmas Turi Lamongan Positif Virus Corona, Layanan Kesehatan Langsung Dihentikan
Terkait hal itu, Yurianto lantas menjelaskan tata cara penggunakan masker kain.
Ia menyebut masker kain bisa digunakan maksimal 4 jam sehari.
"Kita gunakan maksimal 4 jam dalam sehari kemudian kita cuci kembali dengan air sabun," kata Yuri.
"Oleh karena itu, mari sekali lagi kita semua menggunakan masker, masker untuk semua."
Melanjutkan penjelasannya, ia pun mengajak semua masyarakat untuk bersama-sama melawan Virus Corona.
Yuri lantas kembali mengimbau masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah untuk menghindari resiko menulari dan ditulari virus dengan nama lain Covid-19 itu.
"Saya yakin bahwa rekan-rekan jurnalis akan membantu kita untuk menggencarkan kampanye ini agar seluruhnya menggunakan masker. Saudara-saudara sekalian, mari kita bersama-sama memberantas dan menghentikan laju penularan ini," terang Yurianto.
"Di rumah adalah cara yang terbaik, di rumah adalah tempat yang paling ama yang bisa kita ciptakan. Tidak usah bepergian ke manapun, tetap tinggal di rumah," tukasnya.
• Ada Lonjakan Kasus Virus Corona, Jepang Umumkan Darurat Nasional
Simak video berikut ini menit ke-2.10:
Puluhan Tenaga Medis Tewas
Virus Corona bisa menyerang siapa saja termasuk para tenaga medis.
Sebagai garda terdepan, para tenaga medis itu meninggal setelah menangani masalah Virus Corona.
Hingga Senin (6/4/2020), tercatat ada puluhan tenaga medis yang meninggal setelah menangani Virus Corona.
• Bantu Tenaga Medis dalam Tangani Pasien Corona, 3 Bocah di Makassar Sumbang Uang Hasil Celengan
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Official iNews pada Senin (6/4/2020), angka kematian tenaga medis di Indonesia cukup tinggi.
Wakil Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan ada sekitar 20 dokter meninggal termasuk dokter yang masih berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Lalu ada lima dokter gigi serta enam perawat meninggal karena terpapar Virus Corona.
"Saat ini data yang ter-record di kita yang memang terkonfimasi dia dengan PDP ataupun yang sudah terkonfirmasi hasil swab itu yang dokter ya itu sekitar 20 dengan 5 orang saat ini dokter gigi, dan infomasi yang kami dapatkan 6 perawat,"ujar Adib.
Sedangkan berdasarkan data dari situs medscape, Adib mengatakan sudah ada sekitar 100 dokter meninggal di luar Indonesia.
• Masker Kain Lebih Dianjurkan Pemerintah untuk Masyarakat dalam Cegah Corona, Ini Alasannya
Angka kematian tenaga medis di Italia tercatat yang paling banyak.
"Nah pada saat kemudian kita bicara saat ini dalam jangka satu bulan dibandingkan secara total data yang kita bandingkan medscape di seluruh dunia, total seluruh di dunia di luar yang ada di Indonesia itu ada sekitar 100 dokter yang meninggal dengan jumlah terbanyak dari Italia," jelas Adib.
Menurut analisa tim IDI, ada banyak faktor yang menyebabkan dokter-dokter tersebut meninggal.
"Tapi kalau kemudian kita coba menganalisa dan kita juga diskusikan di internal profesi ada berapa faktor juga yang mengakibatkan meninggalnya para tenaga kesehatan kami," lanjutnya.
• Ingatkan soal Pentingnya Physical Distancing, Istana: Harus Anggap Semua Potensial Menularkan
Adib mengatakan, selain faktor usia dan faktor penyakit bawaan ada pula faktor keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD).
"Memang selain faktor usia, faktor penyakit penyerta dan juga memang ada hal-hal lain yang kemudian mengakibatkan terjangkit atau tertular."
"Salah satunya juga faktor kekurangan APD di dalam pelayanan," tukasnya. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)