"Persepsi pemerintah dan tenaga kesehatan kalau belum ada hasilnya berarti itu dianggap covid, sedangkan persepsi masyarakat kalau belum ada hasil Covid-19 maka itu dianggap negatif. Itu saja perbedaannya," kata Iqbal.
Terkait dengan masih lambatnya hasil laboratorium pemeriksaan swab yang keluar di Makassar, Iqbal pun meminta kepada pemerintah pusat untuk memperbanyak laboran yang ada di laboratorium BBLK Kementerian Kesehatan.
• Heboh soal Cuaca Panas Disebut Bisa Matikan Virus Corona, Begini Hasil Kajian BMKG Bersama UGM
Menurut Iqbal, hal ini diperlukan agar keluarga korban tidak cemas dan menimbulkan rasa was-was seperti kejadian yang terjadi di rumah sakit tersebut.
"Kami minta di pemerintah pusat memperbanyak tenaga-tenaga laboran yang ada di Makassar supaya semua hasil-hasil swab, hasil laboratorium, supaya bisa keluar hasilnya lebih cepat kalau bisa dalam sehari saja sudah ada," harap Iqbal.
Cegah Virus Corona agar Tak Menyebar
Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta meminta masyarakat untuk lebih sadar memisahkan limbah masker dan sarung tangan sekali pakai dari sampah lainnya.
Hal tersebut untuk mencegah potensi penyebaran virus di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Andono Warih menjelaskan, saat ini pihaknya telah menerapkan protokol pengelolaan masker bekas dari rumah tangga.
• Jadi Alternatif, Ini Kelebihan dan Kekurangan Masker Kain serta Cara Perawatannya
Pasalnya, sampah tersebut potensial masuk kategori limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).
Dalam protokol tersebut, masyarakat diminta untuk melakukan proses disinfeksi sederhana terhadap bekas masker.
Kemudian, masker yang akan dibuang juga harus digunting atau dipotong dan menempatkannya ke dalam wadah terpisah dari sampah lain dengan memberikan tanda khusus.
Langkah tersebut juga untuk melindungi petugas kebersihan yang bekerja di garda depan dalam penanganan sampah.
Di sisi lain, pihaknya khawatir masker bekas sekali pakai itu dimanfaatkan orang untuk dipakai ulang atau bahkan dijual kembali kepada masyarakat.
“Dijual kembali kepada masyarakat sehingga membahayakan kesehatan pemakainya,” ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2020).
Menurutnya, sampah jenis tersebut bisa masuk kategori infeksius yang menyebabkan penyebaran penyakit.