TRIBUNWOW.COM - Selain rapid test untuk menguji infeksi Virus Corona, tes PCR juga dinilai penting dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.
Kendati demikian, lamanya tes banyak dikeluhkan masyarakat, terutama saat wabah Virus Corona mulai meluas dan menginfeksi banyak orang di Indonesia.
Lalu, mengapa tes PCR ini relatif begitu lama?
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan tes PCR yang saat ini sebagian besar masih dilakukan dengan metode biasa.
• Luhut Binsar Bantah Negara Tak Ketat Urus Masyarakat di Tengah Corona: Biar Bangsa Ini Belajar
"Metode tes PCR yang relatif sederhana dan lebih cepat sudah banyak tersedia. Namun, kapasitas pemeriksaannya baru dapat dilakukan untuk satu tes," ungkap Prof Amin.
Dia menambahkan bagi daerah-daerah yang mungkin tidak ada fasilitas laboratorium khusus dan dengan jumlah kasus Covid-19 yang tidak terlalu banyak, dapat efektif digunakan.
"Tetapi kalau kasusnya banyak, dan hanya pakai metode 1 tes saja, agak kurang praktis," sambung dia.
• Sekjen MUI Anwar Abbas Sebut Mudik di Tengah Pandemi Virus Corona Hukumnya Haram: Sangat Bahaya
Prof Amin menyarankan agar tes PCR untuk mendeteksi infeksi Virus Corona di masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang automatik.
Nantinya, semua tes pengujian terhadap sampel orang-orang yang terindikasi maupun positif Virus Corona dapat diproses dengan mesin tes PCR.
"Cuma memang mesin PCR tes ini cukup mahal. Bahkan, di Jakarta, sepengetahuan saya hanya ada di Eijkman," ungkap Prof Amin.
• UPDATE Wilayah Sebaran Virus Corona di Indonesia 3 April: Jakarta dan Jatim Alami Pelonjakan Kasus
Dalam sehari, mesin PCR ini dapat mengerjakan 300 sampai 400 tes.
Sedikitnya, ada 3 mesin PCR di laboratorim Eijkman.
Khusus untuk menguji sampel Virus Corona, SARS-CoV-2, menggunakan mesin kuantitatif PCR atau qRT-PCR.
"Satu mesin, sekali running bisa memproses 80 sampel. Kalau dioptimize lagi, bisa sampai 200 tes sehari," jelas prof Amin.
Kendati demikian, dalam proses pengujian sampel Virus Corona juga ada proses sebelumnya yang juga turut memakan waktu.
"Tidak hanya tes PCR (corona), ada proses sebelumnya yang harus dilakukan. Yakni ekstraksi RNA yang juga makan waktu cukup panjang," sambung Prof Amin. (Kompas.com/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Tes Deteksi Virus Corona Pakai PCR Lebih Lama, Ini Alasannya"