TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan penjelasan mengenai langkah pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah (PP) tentang pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Seperti diketahui, PSBB merupakan strategi yang dipilih pemerintah, setelah resmi menetapkan status darurat kesehatan dalam upaya menanggulangi wabah Virus Corona yang ditetapkan pada Selasa (31/3/2020).
Hal itu dijelaskan kembali oleh Mahfud MD seperti dilansir Kabar Petang tv One pada Rabu (1/4/2020).
• BPTJ Resmi Batasi Akses dan Semua Moda Transportasi di Jabodetabek demi Cegah Corona, Ini Rinciannya
"Untuk menentukan suatu mekanisme dan strategi bahkan, itu harus ditentukan terlebih dahulu dinyatakan negara dalam darurat kesehatan."
"Nah setelah negara dalam keadaan darurat kesehatan inilah kemudian muncul pilihan strategi yang diatur oleh Undang-undang, yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar," ujar Mahfud.
Ia menjelaskan PSBB merupakan langkah yang telah mencakup semua ide untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Sebut saja pembatasan ruang gerak, karantina wilayah ataupun lockdown yang selalu digembar-gemborkan.
"Itu sudah mencakup semua ide untuk menyelesaikan berbagai persoalan, membatasi gerakan-gerakan orang dan barang satu tempat ke tempat lain menggunakan mekanisme itu."
"Jadi ada yang bersuara soal karantina, ada bersuara soal lockdown dan sebagainya, sudah tertampung di situ semua," papar Mahfud MD.
Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan bahwa pemerintah daerah juga diberi kekuasaan bergerak dalam kebijakan tersebut.
Hal ini dibolehkan selama pemerintah daerah masih dalam koridor dan ritme kekompakan dengan pemerintah pusat.
"Pemerintah daerah diberi kekuasan bergerak di dalam kebijakan itu, tetapi tetap dalam ritme kekompakan dengan pemerintah pusat," tegasnya.
• Di ILC Bahas Corona, Dokter Erlina Burhan: Saya Jangan Dikatakan Selalu Mengkritik Pemerintah
• Jusuf Kalla Tanggapi Kondisi Indonesia di Tengah Corona: Prosedur Penting, Tapi Waktu Lebih Penting
Lebih lanjut, ia mengimbau agar tidak menganggap pemerintah pusat dan daerah tidak kompak dalam menanggulangi bencana ini.
Ia menegaskan bahwa selama ini sebenarnya pemerintah daerah dan pemerintah pusat sudah kompak.
Namun Mahfud mengatakan masih ada masyarakat yang menarasikan hal ini secara berbeda.
"Jangan mencoba menganggap pemerintah pusat dan daerah selama ini tidak kompak, selama ini sudah kompak, hanya masyarakat menarasikan berbeda-beda saja," ucapnya.
Imam Prasodjo Persilakan Warga Kritik Pemerintah soal Penanganan Corona
Sosiolog Imam Prasodjo angkat bicara soal penanganan Virus Corona di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, di depan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman, Imam Prasodjo bahkan mempersilakan masyarakat terus mengkritik pemerintah.
Imam Prasodjo menilai, kritik yang disampaikan banyak pihak pada pemerintah itu bukan didasari oleh rasa benci.
Hal itu disampaikan langsung Imam Prasodjo melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (31/3/2020).
Pada kesempatan itu, mulanya Imam menyinggung soal dampak wabah Virus Corona pada perekonomian para ojek online (ojol).
Menurut dia, harus ada jalan alternatif agar para ojol tetap bisa mendapat penghasilan di tengah wabah Virus Corona.
"Ojek ini begitu sepinya masyarakat ini apa alternative income-nya?" tanya Imam.
"Kalau begitu bagaimana kalau ojol ini jadi pengantar barang-barang itu? Kan ada alternatif."
Imam menilai, harus ada terobosan yang dibuat untuk membuka peluang masyarakat kelas bawah tetap bisa mencari nafkah meski Virus Corona melanda.
"Tapi apakah semuanya terserap? Belum, tetapi paling tidak mekanisme ini yang belum diatur oleh pemerintah ada jalan keluar seperti itu," imbuhnya.
"Kalau itu terus dibangkitkan, ada mentok di sini, cari alternatif, mentok di sini, cari alternatif lagi"
Karena itu, ia menilai pemerintah perlu terus dikritik untuk bisa mengevaluasi segala kebijakan yang dibuat.
Imam bahkan meminta Fadjroel Rachman tak marah jika pemerintah terus dikritik.
"Itu kekuatan civil society dan pegusaha mencari alternatif seperti itu," ucap Imam.
"Sambil tetep aja dikritik pemerintah dan Anda enggak usah marah."
Menanggapi pernyataan itu, Fadjroel lantas meminta waktu untuk menyela ucapan Imam.
"Saya mau ambil dua menit boleh?," tanya Fadjroel.
Namun, ucapan Fadjroel itu tak digubris oleh Presenter Karni Ilyas.
Imam pun kembali melanjutkan penjelasannya.
Menurut dia, banyaknya kritik bukan untuk menunjukkan kebencian terhadap pemerintah.
"Menurut saya responsnya ya mas, kita ini bukannya benci pada pemerintah," ujar Imam. (TribunWow/Rilo/Tami)