Virus Corona

Di Depan Fadjroel, Sosiolog UI Imam Prasodjo soal Virus Corona: Kita Perlu Jubir-jubir yang Pas

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fadjroel Rachman (kiri), dan Imam Prasodjo (kanan) dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (31/3/2020).

TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo mengatakan bahwa dalam menangani penyebaran Virus Corona diperlukan juru bicara yang pas.

Hal itu diungkapkan Imam Prasodjo di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (31/3/2020).

Mulanya, Imam Prasodjo menjelaskan bahwa terkadang masyarakat baru sadar akan bahayanya Virus Corona setelah mendengar orang-orang di sekitanya ada yang terjangkit bahkan meninggal.

DI ILC, Sosiolog UI Imam Prasodjo Pesan pada Jokowi lewat Fadjroel: Kasih Tahu Presiden Tolong Ini

"Orang yang tahu belum tentu melakukan, sudah tahu belum sadar nah tapi begitu ada tahu tetangganya tertular bahkan meninggal dia baru muncul kesadaran sampe kesitu."

"Tapi belum tentu juga ada sadar banget harus kita cegah kita putus penularannya dan kemudian dia akan melakukan sesuatu," ujar Imam.

Meski demikian, masih banyak pula masyarakat yang paham bahaya Virus Corona namun tidak peduli hingga tak menerapkan jarak sosial.

Lalu ada pula yang tidak menerapkan jarak sosial karena terpaksa.

"Karena ada juga kelompok yang satu bandel dia enggak mau, dia tahu dia sadar tapi dia tetap enggak mau peduli."

"Ada yang kepaksa, nah yang kepaksa yang ini tadi kita dengar. Dia tahu tetapi enggak ada pilihan lain," ucapnya.

Tinjau RS Virus Corona di Pulau Galang, Jokowi: Senin Bisa Dioperasikan, Kita Harapkan Tidak Dipakai

Menurutnya, perlu ada sosialisasi semua pihak agar masyarakat paham bahaya Virus Corona.

Pasalnya, penjalasan dokter saja kurang cukup untuk memahamkan semua kalangan masyarakat.

"Nah ini bagaimana, bagaimana menjelaskan tadi supaya orang itu dokter menjadi sangat penting, tapi model penjelasan kayak dokter tadi belum tentu efektif."

"Kalau di kelompok agama mungkin beda cara penjelasannya, di kelompok anak muda beda cara penjelasannya," kata Imam.

Apalagi, Imam menjelaskan bahwa latar belakang masyarakat di Indonesia itu berbeda-beda.

"Jadi kita perlu pasukan yang bisa menjelaskan sampai multi orang, multi mulut karena segmen masyarakat kita masyarakat plural," lanjutnya.

Halaman
123