"Jadi gini, yang menjadi khawatir utama saya adalah bagaimana kalau misalnya sudah ditetapkan karantina wilayah adalah kesiapan pangan, kesiapan fasilitas kesehatan," kata dia.
"Apakah DKI Jakarta siap? Saya pastikan DKI Jakarta pasti siap dan harus siap."
Wibi menambahkan, jika isu karantina wilayah terus dikabarkan dan Pemprov DKI tak kunjung mengambil kebijakan, banyak orang yang ramai meninggalkan Jakarta.
"Tetapi problem-nya adalah ketika karantina wilayah belum dilaksanakan orang masih bisa hilir mudik, keluar masuk Jakarta secara bebas," jelas Wibi.
"Karena sekarang sifatnya masih imbauan saja."
Kondisi tersebut menurutnya membuka resiko penyebaran Virus Corona semakin tinggi di derah-daerah.
"Problem-nya adalah sumber dari Corona ini ada di DKI Jakarta, bila mana jika ini dibawa ke daerah?," ujar Wibi.
"Rumah sakit di ibu kota saja kewalahan, bila mana wabah ini sampai ke desa-desa, kampung-kampung di daerah lain, bagaimana kondisi itu? Apa yang harus dihadapi negeri ini?," ucapnya.
• Yang Terjadi pada Tubuh jika Terinfeksi Corona, Mulai Nyeri dan Sesak Napas hingga Sakit Kritis
Simak video berikut ini menit ke-9.16:
Banyak Pasien 'Dilempar-lempar'
Di sisi lain, sebelumnya Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Fahrial Syam blak-blakan menyoroti jumlah dokter yang tewas akibat tertular Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Ari Fahrial bahkan mengaku hampir setiap hari mendengar ada rekan seprofesinya yang tewas saat melaksanakan tugas merawan pasien yang positif Virus Corona.
Ia lantas menyinggung tingkat kematian akibat Virus Corona di Indonesia yang sudah mencapai lebih dari 8 persen.
• Kondisi Terkini Suspect Corona di Solo yang Sempat Rewang Tetangga, Kini Dinyatakan Sembuh
Pernyataan tersebut disampaikan Ari Fahrian melalui sambungan telepon dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (28/3/2020).
"Kita memang menghadapai situasi pandemik global Covid-19 yang mana angka psikologis jumlah kasusnya di Indonesia sudah menembus angka 1.000," ucap Ari.
"Jumlah yang meninggal juga di atas 100, angka kematian kita di atas 8 persen."
Tak hanya itu, Ari mengaku setiap hari mendengar kabar kematian tenaga medis saat menangani pasien Virus Corona.