Dengan tegas, dokter Tirta kini memutuskan akan bergabung dalam satuan tugas edukasi stop rokok bersama Kementerian Kesehatan.
"Tampak paru-paru gue kebanyakan udara, dan diafragma menurun, dx :GEJALA PPOK / bronkitis kronis akibat rokok. Makanya batuk-batuk."
"28 tahun kena gejala ginian. Oke gue call staf Menkes, Bu kirana namanya. Langsung jadi satgas edukasi stop rokok," tegasnya.
Merasa menyesal selama ini telah merokok, dokter Tirta lantas dengan tegas meminta pengikutnya untuk menerapkan hidup sehat seperti rajin mencuci tangan dan tidak merokok.
"Gue akhirnya jadi percontohan atas kebodohan gue sendiri. Dan gue ga mau lu semua kaya gue. So hidup sehat, stop rokok, cuci tangan yg bersih. Jangan kaya gue. 28 tahun, paru-paru gejala ppok. Stop rokok !!!!," imbau dia.
Rokok Bisa Turunkan Daya Tahan Saluran Pernapasan
Angka infeksi pasien Virus Corona di Indonesia terus meningkat.
Terkait itu, anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Fariz Nurwidya, mengimbau masyarakat untuk tidak merokok.
Hal tersebut disampaikan dr. Fariz Nurwidya saat menjadi narasumber di acara Realita TV yang tayang pada Selasa (17/3/2020).
• Dinyatakan Positif Corona, Aktris Andrea Dian Minta Jangan Anggap Remeh: Tenaga Kesehatan Terbatas
Fariz mulanya mengatakan bahwa masyarakat kini harus menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
"Ya kan ada pedoman hidup bersih dan sehat (PHBS), itu harus dipahami gerakan masyarakat sehat," kata Fariz.
Satu di antara menjalankan PHBS adalah tidak merokok.
Adanya pandemik Covid-19 menjadi momentum yang tepat bagi perokok untuk berhenti.
"Itu hal-hal yang dasar, sekarang saja kita masih belum selesai dengan merokok, di tengah pandemi seperti ini masih banyak orang yang merokok."
"Jadi ini momentum sebetulnya untuk masyarakat, tidak ada alasan yang lebih baik dibandingkan hari ini untuk berhenti merokok, jadi kita sudah semua posisinya," kata Fariz.