"Kalau kita melakukan lockdown terus bagaimana? Padahal banyak orang yang seperti itu," ujar Mahfud.
"Taruhlah negara harus menanggung, dan di Jakarta ini banyak orang enggak punya kartu penduduk, mau diantar kemana kalau misalnya negara harus mengantarkan pada mereka makanan?"
Lebih lanjut, ia menyatakan pemerintah kini tengah berupaya menyusun peraturan agar setiap daerah tak secara pribadi mengambil kebijakan penanganan Virus Corona.
"Sehingga kita akan segera mengatur prosedur agar daerah-daerah itu tidak membuat sendiri karantina wilayah," kata Mahfud.
"Karena sekarang sudah ada lebih dari 10 daerah membuat sendiri-sendiri, ada yang memagari kota tidak boleh dimasuki mobil dari luar dan sebagainya, itu kan lebih berbahaya."
• Bupati Sidoarjo Ungkap Sulitnya Makamkan Pasien Corona, Penggali Kubur Kabur hingga Ditolak Ambulans
Simak video berikut ini menit ke-10.05:
Solusi Kurangi Angka Kematian Pasien Corona
Pada kesempatan lain, Influencer muda, dr Tirta Mandiri Hudhi mengatakan karantina wilayah adalah hal yang harus dilakukan demi mencegah meluasnya persebaran Virus Corona (Covid-19).
Dikutip dari YouTube Kompastv, Jumat (27/3/2020), awalnya presenter SAPA INDONESIA MALAM menanyakan pendapat dr Tirta terkait angka kematian pasien Covid-19.
• Banyak Perantau yang Kembali ke Kampung Halaman, Sri Sultan HB X: Coba Tinggal Sementara 2 Minggu
dr Tirta menjelaskan bahwa jumlah pasien Covid-19 yang semakin membengkak adalah penyebab utama naiknya angka kematian pasien Covid-19.
"Ketidakcukupan tempat pelayanan, membludak," kata dr Tirta.
"Jadi sekarang itu adalah rujukannya cukup, tapi banyak pasien yang ketolak, karena banyak orang yang datang ke sini kondisinya sudah memburuk," sambungnya.
dr Tirta mengusulkan sebuah solusi untuk mengurangi angka kematian pasien Covid-19.
Ia menjelaskan hal yang harus dihentikan adalah tingkat persebaran Covid-19.
"Saran saya untuk mencegah mortality rate (tingkat kematian) semakin tinggi, itu kita harus mengendalikan infection rate-nya (tingkat persebaran virus -red), karena garda di depan sudah down ini," ujar pria lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut.
dr Tirta menyinggung korban meninggal tenaga medis juga harus dianggap sebagai sesuatu yang darurat.