Virus Corona

Fachrul Razi Buka Suara soal Mudik dan Bahaya Corona, Minta Warga Berpikir Pakai Akal Sehat

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Agama Fachrul Razi (tengah), saat diwawancarai awak media, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat pagi (13/3/2020). Terbaru, Menteri Agama Fachrul Razi mengimbau masyarakat agar tidak mudik dahulu demi menekan penyebaran Virus Corona, Sabtu (28/3/2020)

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengomentari terkait imbauan pemerintah untuk melarang mudik demi menekan penyebaran Virus Corona (Covid-19).

Joko mengatakan imbauan tidak akan bisa berdampak apapun, ia mengatakan selama tidak ada tindakan tegas, jumlah pemudik akan tetap banyak seperti biasanya.

Pernyataannya berdasarkan data yang ia kumpulkan dari lapangan, tentang jumlah warga yang keluar masuk dari Wonogiri.

Warga perantau menunggu bis untuk menuju kampung halamannya di Terminal Bayangan di kawasan Pondok Pinang, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Di tengah masa tanggap darurat corona ini, sejumlah perantau di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) justru memilih mudik lebih cepat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

 

Dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (28/3/2020), awalnya Joko menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan imbauan secara masif terkait bahaya Covid-19.

Kemudian ia menjelaskan upayanya tersebut tidak begitu berpengaruh kepada warga Wonogiri.

Ia menunjukkan data mobilitas warga keluar, dan masuk Wonogiri yang telah mencapai angka puluhan ribu.

"Fakta riil di lapangan, sekarang masih ada 21 ribu warga masyarakat kami yang datang dari perantauan," kata Joko.

Joko bahkan mengatakan data mobilitas warga Wonogiri justru semakin meningkat.

"Dari data kami, dari waktu ke waktu trennya semakin meningkat."

"Dan yang lebih memprihatinkan satu kondisi yang harus jadi perhatian kita bersama, warga kami yang berangkat ke Jakarta sudah menyentuh di angka 16 ribu," lanjutnya.

Sebut Corona Menyebar Cepat, Ganjar Pranowo Imbau: Kalau Cinta Keluarga, Tolong Jangan Pulang

Mudik Sebagian dari Kultur

Joko menjelaskan bahwa mudik adalah hal yang telah menjadi budaya, maka dari itu akan sulit dilarang hanya dengan imbauan yang sifatnya tidak bisa memaksa.

"Bicara mudik, ini menjadi sebagian dari kultur, tidak bisa diselesaikan dengan sesuatu yang bersifat imbauan, sesuatu yang bersifat permohonan," katanya.

Warga perantau menunggu bis untuk menuju kampung halamannya di Terminal Bayangan di kawasan Pondok Pinang, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Di tengah masa tanggap darurat corona ini, sejumlah perantau di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) justru memilih mudik lebih cepat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

 

 • Dokter Tirta Cerita Beban Rumah Sakit: Ini Kita Lihat Semua RS Tutup, Semua Layanannya demi Covid-19

 Menurutnya langkah yang harus diambil adalah harus kebijakan tegas.

"Maka harus ada satu langkah-langkah yang lebih terstruktur, langkah-langkah yang lebih terintegrasi, antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten," papa Joko.

Joko mengatakan langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melarang sementara para pengusaha transportasi bus untuk beroperasi.

"Langkah yang lebih konstruktif tentu imbauan kepada seluruh pengusaha, armada-armada bus diberi imbauan agar jangan beroperasional, per tanggal berapa ditentukan," ujarnya.

Halaman
123