2. Buat jadwal rutin dan terapkan
Katie Stone Perez, manajer program Xbox di Redmond, Washington berbagi cerita bagaimana dirinya harus bekerja dari rumah bersama dua orang anak, Emma (8) dan Elizabeth (10) sejak dua Maret lalu.
Sebagian orangtua sibuk mencari daftar aktivitas online yang berkaitan dengan pelajaran sekolah tanpa menghiraukan biayanya, sementara itu beberapa orangtua lainnya menghapus pembatasan pemakaian gawai.
Sedangkan Perez mengaku berusaha menyeimbangkan keduanya.
Meski demikian, menurut Perez, teknologi di pagi hari cenderung menimbulkan masalah.
“Jika aku membiarkan anak-anak bersentuhan dengan elektronik sebagai aktivitas pertama mereka di pagi hari, maka mereka akan jadi sangat menyebalkan, karena mereka akan bertengkar sepanjang hari.”
Sebagai gantinya, Perez membuat dua jadwal yang harus dipatuhi setiap harinya, pertama jadwal merawat diri mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan, tidur siang, bermain di halaman, dan sebagainya.
Kedua adalah jadwal bekerja, di mana di dalamnya termasuk mengerjakan tugas sekolah, membaca buku, atau menonton tayangan dokumenter yang menambah pengetahuan.
Atur waktu khusus belajar. Pada anak yang lebih besar, ini berarti waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Sedangkan, pada anak yang belum sekolah, kamu bisa menyediakan sesuatu yang menarik untuk dikerjakan anak, seperti lembar mewarnai atau origami untuk berkreasi.
Dengan demikian, kamu juga punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu.
“Di sore hari aku mengizinkan mereka bersosialisai dengan teman-temannya secara virtual,” kata Perez.
Selain itu menurut Perez, masa isolasi ini menambah banyak daftar keahlian anak-anak.
Satu di antaranya mencuci piring.
“Ini benar-benar nyata. Jika selama masa belajar di rumah membuat mereka semakin mandiri, tentu ini hal yang luar biasa,” ujar Perez.
• Ucapkan Protes, Haris Azhar Minta Jokowi dan Anies Baswedan Tak Cuma Beri Imbauan soal Virus Corona