Virus Corona

Terisak-isak, Ali Ngabalin Ungkap Duka Cita bagi Dokter yang Meninggal, Singgung Rasa Sedih Jokowi

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ali Ngabalin melalui sambungan telepon Apa Kabar Indonesia Malam TV One pada Senin (23/3/2020).

IDI Ungkap Mengapa yang Meninggal Tak Semua Dokter Paru

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Adib Khumaidi mengungkap risiko penanganan pasien Virus Corona hingga menyebabkan enam dokter meninggal dunia. 

dr Adib Khumaidi sempat menyinggung kurangnya keterbukaan masyarakat menjadi satu di antara risiko penularan Virus Corona pada tenaga medis.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show Tv One pada Senin (23/3/2020), presenter mulanya bertanya apa kaitan dokter bedah dengan Covid-19.

• Jokowi Sebut Fasilitas Wisma Atlet yang Disulap Jadi Rumah Sakit Darurat Corona, Muat Ribuan Pasien

Pasalnya, dalam enam kasus dokter meninggal di tengah wabah Virus Corona, tidak semuanya berprofesi sebagai dokter spesialis paru.

Sedangkan, Covid-19 adalah penyakit yang menganggu saluran pernafasan.

"Apa kaitannya dokter bedah dengan penanganan Covid-19?," tanya presenter tvOne, mempertanyakan adanya dokter bedah yang meninggal karena positif Corona.

Menanggapi hal tersebut, Adib mulanya menilai hal tersebut bisa terjadi karena sebagian besar penderita Covid-19 tak merasakan gejala apapun.

Hal ini tentu menjadi faktor penderita bisa saja menularkan virus tersebut, pada siapapun yang dijumpainya.

"Jadi memang tidak (menginfeksi) semua yang langsung menangani. Karena apa? Ada data di beberapa referensi, 80 persen yang Covid-19 positif itu asymptomatic carrier (pembawa tanpa gejala), dia enggak ada keluhan," jawab Adib.

• Sri Sultan HB X Minta Warga di Yogyakarta Selalu Waspada Virus Corona: Doaku Seluruh Warga Sehat

Ia menyebutkan, bisa saja orang yang terjangkit Virus Corona tanpa gejala itu pergi ke dokter bedah untuk memeriksakan keluhan sakitnya yang lain.

Adib lantas menyebutkan, pada banyak kasus dimana penderita Virus Corona tidak jujur soal mereka pernah kontak dengan siapa saja.

"Dan tidak semuanya juga, mohon maaf, ini yang kita harus tekankan, masyarakat tidak menyampaikan secara jujur bahwa dia pernah kontak," jelas Adib.

"Karena kemudian ada keluhan yang (berhubungan dengan dokter) bedah dan kemudian dilakukan tindakan, akhirnya kita tidak tahu kalau dia ada positif."

"Dan kita kontak, dan ini sebenarnya adalah risiko buat kami di tenaga medis," ucap dia.

Halaman
1234