TRIBUNWOW.COM - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar blak-blakan mengomentari soal kemungkinan lockdown akibat Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar menyebut pemerintah harusnya tak memusingkan soal hal tersebut.
Melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (19/3/2020), Haris Azhar mengimbau pemerintah segera ambil kebijakan yang tegas agar wabah Virus Corona segera teratasi.
• Jokowi Sebut akan Didistribusi Obat Covid-19 pada Pasien Positif Corona, Sudah Diuji Sejumlah Negara
• Antisipasi Penyebaran Corona, Dewan Masjid Indonesia Keluarkan Aturan Jarak Salat Minimun 1 Meter
"Bahkan sebetulnya ciri-ciri lockdown parsial sudah dilakukan tetapi sifatnya hanya imbauan," terang Haris.
"Untuk memastikan ini supaya tegas menurut saya enggak bisa imbauan."
Menurut Haris, pemerintah harusnya menggunakan data korban Corona dengan baik dan benar.
Data-data itu bahkan disebutnya bisa menjadi dasar pemerintah dalam menetapkan kebijakan.
"Makanya saya bilang, di DKI ada datanya itu gunakan," terang dia.
"Masyarakat perlu tahu, negara ambil keputusan bukan ikut ingin tahu."
Tak hanya itu, ia bahkan menyebut pemerintah memiliki kekusaan penuh untuk mengatur cara penanganan Corona.
• Kata Dinkes Jateng soal Tenaga Medis yang Kenakan Jas Hujan untuk Tangani Pasien Virus Corona
Termasuk membuat perintah penutupan semua bandara.
"Kalau negara dia punya power, dia punya kekuasaan, gunakan kekuasaan itu," jelas Haris.
"Bandara kalau mau tutup ya tutup, kan sudah ada tol kalau mau pergi ya pakai tol. Tapi dibatasi jadi enggak bisa pergi jauh-jauh."
Terkait hal itu, ia lantas mengimbau pemerintah untuk tak mengkhawatirkan perekonomian jika benar-benar memberlakukan lockdown.
Haris menyatakan, hal itu menjadi tugas besar Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto.
"Kalau memang mau dalam rangka menyelamatkan nyawa, menyelamatkan jiwa," kata Haris.
"Kalau memang takut sama gagap ekonomi gara-gara situasi ini makan itu tugasnya kementerian bidang ekonomi, kan ada Menkonya, suruh kerja keras dong dalam situasi ini."
Simak video berikut ini menit ke-1.25:
Curhatan Dokter Tangani Pasien Corona
Dokter Paru di RSUP Persahabatan, dr. Mia mengungkap keluh kesahnya menangani pasien Virus Corona.
Hal itu diungkapkan dr. Mia melalui sambungan telepon di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (20/3/2020).
Mia menjelaskan, masalah Virus Corona itu bukan sembarang kasus.
• Beri Imbauan terkait Corona, Doni Monardo Singgung Bahaya Covid-19: Karena Itu, Ikuti dan Taati
"Ya sebenarnya foto-foto yang beredar itu tidak mutlak benar ya, karena kami tahu ini kasus bukan sembarang kasus, ini masalah dunia, kita harus punya strategi yang lebih baik, kita harus putar otak bagaimana caranya," ujar Mia.
Lalu, ia mengungkapkan unek-uneknya bahwa dia ini tidak tahu sampai kapan masalah Virus Corona yang dihadapinya akan selesai.
"Dan kita enggak tahu Mbak Rosi, long battle pertarungan ini, kita kapan selesainya, kita enggak pernah tahu," ungkao dia.
Mia mengatakan, kini pihaknya harus bisa pintar-pintar menjaga energi.
Satu di antara caranya dengan berbagi peran dan shift.
"Jadi kita harus menyimpan energi kita, jadi kami di RSUP Persahabatan itu Insya Allah tidak ada satupun dokter yang tidak berpatisipasi dalam penanganan covid-19 ini."
"Namun kami harus berbagi peran, berbagi shift tugas, semua tenaga bisa tersimpan," ucap Mia.
• Ahli Virologi Ungkap Virus Corona Mudah Hancur di Luar Tubuh Manusia, Bisa Mati dengan Deterjen
Selain itu, tenaga medis juga berhak mendapat istirahat ketika merasa dirinya kurang sehat.
"Tenaga kesehatan yang memiliki keluhan kesehatan kami istirahatkan untuk sementara," sambung Mia.
Namun Mia mengatakan bahwa bahwa menghadapi masalah ini sepeti lari maraton.
Bergantian berlari dan bekerja sama untuk melawan virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
"Jadi memang kami harus menjaga stamina untuk dapat berlari maraton sampai nanti akhirnya kami bisa menang melawan Covid-19," tuturnya.
Mia merasa, foto-foto yang beredar di sosial media yang tergeletak di lantai karena lelah itu merupakan foto perawat dari luar negeri.
Pasalnya, RSUP Persahabatan khususnya memiliki ruang istirahat tersendiri bagi perawat.
• 2 Pasien Positif Virus Corona di Yogyakarta Sempat Ikut Seminar Sama dengan Pasien Meninggal di Solo
"Dan foto-foto itu kayaknya dari luar ya, kalau kami sendiri ada tempat istirahat, ada pantry untuk makan minum kami juga dalam shift tugas kami juga ada tim. Jadi kami saling back up gitu ya," ungkap Mia.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)