Virus Corona

Kekhawatiran Driver Ojol jika Indonesia Terapkan 'Lockdown', saat Ini Omset Sudah Turun 40 Persen

Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Ojek online menggunakan GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang.

TRIBUNWOW.COM - Pandemik  virus Covid 19 atau corona di Indonesia, memaksa pemerintah mengeluarkan kebijakan.

Terkait ini, Presiden Joko Widodo mengeluarkan imbauan kepada seluruh warga negara, untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah demi menekan penyebaran virus mematikan ini.

Atas imbauan ini, otomatis berpengaruh pada perputaran ekonomi di sektor riil. Salah satunya, bisnis layanan antar-jemput, seperti ojek online (ojol), Gojek dan Grab bike.

Asosiasi pengendara ojol yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia mengklaim, selama tiga hari imbauan itu bergulir, omzet ojol turun 30 persen - 40 persen dari biasanya.

Jokowi Perintahkan Adakan Rapid Test Virus Corona Massal, Antisipasi Penyebaran Covid-19

"Dampak dari pandemik Covid-19 ini sudah mulai terasa bagi para driver ojol. Order semakin sepi, penghasilan pun turun signifikan," kata Ketua Presidium Nasional Garda Igun Wicaksono saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Rabu (18/3/2020). 

Adapun wilayah yang terkena dampak besar adalah di Jabodetabek. Untuk mengatasi kondisi ini, pengendara ojol mulai beralih layanan, tidak hanya mengandalkan antar jemput orang saja.

"Pengiriman barang, membeli makanan dan bahan-bahan, sebagainya. Sehingga kami tidak menyarankan adanya lockdown," ujar dia.

"Jika terjadi lockdown, maka ojol bisa semakin kehilangan penghasilan. Efek ekonomi domino akan terjadi, seperti kredit kendaraan bermotor yang macet dan lain sebagainya. Bahkan, berpotensi terjadi kekisruhan ekonomi," kata Igun lagi.

Untuk diketahui, lockdown adalah istilah yang menggambarkan di mana seluruh aktivitas massal termasuk kegiatan keagamaan, olahraga, sampai sosial-budaya, dibatasi secara optimal.

Di ILC, Ridwan Kamil Berharap Jokowi Pertimbangkan Opsi Lockdown untuk Atasi Virus Corona

Para pengemudi Ojek Online (Ojol) menunggu penumpang di Stasiun Palmerah, Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020). Seiring imbauan bekerja di rumah bagi karyawan serta belajar di rumah bagi pelajar dan mahasiswa, order penumpang ojol menurun drastis. Dalam sehari pengemudi yang bisa mendapatkan 15 konsumen, selama dua hari ini menurun hingga separuhnya, sementara waktu tunggu order semakin lama. Warta Kota/Alex Suban (Alex Suban/Alex Suban)

Di Mata Najwa, Dokter Mengeluh soal Tangani Corona di Indonesia: Kami Perang Tanpa Senjata Lengkap

Artinya, masyarakat tidak boleh keluar rumah kecuali mendapat perizinan dari otoritas terkait dan bersifat mendesak. Kondisi ini menjadi salah satu opsi yang bisa dilakukan, supaya menjaga penyebaran virus corona tidak semakin meluas.

Tentu, dampak dari hal ini bisa membuat seluruh industri dan bisnis jadi tidak bisa berjalan. Apalagi dengan bisnis berbasis layanan masyarakat seperti ojol.

Dewasa ini setidaknya ada 8 negara yang sudah melakukan lockdown, yaitu Belanda, Belgia, Denmark, Irlandia, Italia, Perancis, Spanyol, dan yang paling baru adalah Malaysia pada Rabu (18/3/2020).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Driver Ojol Khawatir Kehilangan Nafkah Jika Sampai Lockdown