Kemungkinkan evolusi itu terjadi melalui sirkulasi terbatas yang tidak terdeteksi dalam populasi manusia sebelum awal epidemi.
Para peneliti menemukan bahwa situs pembelahan virus SARS-CoV-2, tampak mirip dengan situs pembelahan strain flu burung yang telah terbukti menularkan dengan mudah di antara orang-orang.
Virus SARS-CoV-2 dapat berevolusi seperti situs pembelahan yang ganas di dalam sel manusia dan segera menjadi epidemi saat ini, sebab, virus corona mungkin akan jauh lebih mampu menyebar di antara manusia.
Rekan penulis studi ini, Andrew Rambaut mengingatkan, sulit atau bahkan mustahil untuk mengetahui pada titik mana skenario yang bisa memastikan asal virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 ini.
• Cuci Tangan dengan Sabun Lebih Disarankan Cegah Virus Corona Dibanding Pakai Hand Sanitizer
Jika SARS-CoV-2 saat ini, masuk ke manusia dalam bentuk patogenik dari sumber hewan, itu meningkatkan kemungkinan wabah di masa depan.
Sebab, menurut Rambaut, jenis virus penyebab penyakit masih bisa beredar di populasi hewan dan mungkin sekali lagi melompat ke manusia.
Kemungkinannya lebih rendah dari virus corona non-patogen yang memasuki populasi manusia dan kemudian mengembangkan sifat-sifat yang mirip dengan SARS-CoV-2.
(Kompas.com/Holy Kartika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Rekayasa Genetika, Studi Menguak Asal-usul Virus Corona"