Virus Corona

Teknik Baru Pemeriksaan Corona, Achmad Yurianto: Bisa Dilaksanakan Hampir di Semua Laboratorium

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara pemerintah untuk penanganan wabah Virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto, Konferensi Pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rabu (18/3/2020)

TRIBUNWOW.COM - Juru bicara pemerintah untuk penanganan wabah Virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto mengatakan saat ini Indonesia sedang mengkaji sebuah teknik alternatif untuk pemeriksaan COVID-19.

Pemeriksaan ini nantinya akan dapat dilakukan dengan cepat dan di banyak tempat.

Berbeda dengan pemeriksaan COVID-19 yang umumnya menggunakan specimen lendir dari rongga hidung dan rongga tenggorokan.

Aktifitas pekerja saat jam pulang kantor di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas Jakarta, Senin (16/3/2020). Himbauan pemerintah untuk bekerja dari rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19 tidak diindahkan sejumlah perusahaan yang berada di sekitar Jalan Sudirman-Thamrin, hal itu terlihat dari masih banyaknya aktifitas pekerja dan kemacetan lalulintas. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

 

Cegah Penyebaran Virus Corona, Lion Air Sterilisasi Seluruh Pesawat Sesuai Standar Internasional

Kini pemeriksaan yang disebut dengan rapid test (tes cepat) akan menggunakan specimen darah.

Pernyataan tersebut disampaikan Yuri saat mengadakan Konferensi Pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Rabu (18/3/2020).

"Mulai melakukan kajian terkait dengan rapid test, seperti apa yang dilaksanakan di negara lain," kata Yuri, dikutip dari tayangan langsung BNPB Indonesia, Rabu (18/3/2020).

"Perlu dipahami rapid test ini memiliki cara yang berbeda."

"Rapid test akan menggunakan specimen darah," lanjutnya.

Yuri mengatakan rapid test COVID-19, nantinya akan dapat dilakukan hampir di seluruh rumah sakit di Indonesia.

"Salah satu keuntungannya adalah, ini tidak membutuhkan sarana pemeriksaan laboratorium biosecurity level 2."

"Ini bisa dilaksanakan hampir di semua laboratorium kesehatan rumah sakit yang ada di rumah sakit di Indonesia," lanjutnya.

Namun Yuri mengatakan ada hambatan dalam melakukan pemeriksaan metode rapid test.

Rapid test memerlukan specimen pasien positif COVID-19 yang telah terinfeksi selama satu minggu lebih.

Pada kesempatan yang sama Yuri juga meminta agar seluruh masyarkat terus mematuhi seruan pemerintah mengisolasi diri di rumah.

"Hal ini harus diiringi dengan pemahaman yang didapatkan oleh masyarakat tentang kebijakan isolasi diri," ujar Yuri.

Halaman
123