TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan turut memberikan pernyataan terkait penanganan Virus Corona di DKI Jakarta dalam acara Indonesia Lawyers Club tv One pada Selasa (17/3/2020).
Namun, hal itu diungkapkan Anies Baswedan dalam sambungan telepon.
Sempat terjadi momen unik di mana Anies Baswedan sempat kebingungan karena ditegur seseorang yang diduga dari tim tvOne.
• Rizal Ramli Ungkap Fenomena Pandemik 100 Tahun Sekali lalu Kritik soal Corona: Sungkan sama Tiongkok
Mulanya, Karni Ilyas yang berada dalam studio bertanya bagaimana kondisi kesehatan Anies.
Anies menjawab bahwa dirinya baik-baik saja.
Namun, terdengar seseorang dari arah depan menegur dan berbisik-bisik pada Anies untuk jangan lupa menggunakan microphone.
Anies tak langsung mengambil microphone.
Tampak, ia sedikit kebingungan hingga sempat melirik orang tersebut.
Setelah mendapat microphone-nya, Anies kembali mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
Ia juga mengakui dirinya sempat lupa menggunakan microphone.
"Hallo Alhamdulillah kondisinya baik, sehat maaf tadi bicara belum pegang microphone ya bang," kata Anies sambil tertawa.
"Kedengeran suaranya lewat telepon," imbuhnya.
• 3 Pasangan Selebriti yang Tunda Pernikahan karena Wabah Corona, Ada Jessica Iskandar - Richard Kyle
Sementara itu, Karni Ilyas hanya tertawa melihat momen tersebut.
Melanjutkan pernyataannya, Anies mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan penanganan terukur.
"Jadi Bang Karni di Jakarta ingin tetap selalu waspada melakukan langkah secara terukur," ungkapnya.
Lalu, Anies memberikan kabar terkini terkait jumlah pasien pemantauan Virus Corona yang meningkat drastis dalam rentan waktu sekitar dua minggu lebih.
"Saya berikan pada Bang Karni update-nya dulu hari ini jumlah orang yang dalam pemantauan ada 862 orang."
"Meningkat dari tanggal 29 Februari yaitu 115 jadi dari 115 menjadi 862," ujar Anies.
Lalu, pasien dalam pengawasan juga meningkat drastis dalam dua minggu lebih.
"Lalu pasien dalam pengawasan yang pada 29 Februari dari berjumlah 32 orang hari ini berjumlah 374 yang saat ini dirawat."
"Angkanya meningkat sangat signifikan karena itu bagi warga Jakarta, covid-19 bukan lagi berita tentang kejadian yang jauh," lanjut Anies.
• Surat Warga Italia terkait Virus Corona, Lakukan Pencegahan jika Tak Mau Menyesal: Kami Mengalaminya
Gubernur 50 tahun tersebut lantas memperingatkan kepada warganya bahwa Virus Corona itu benar-benar harus menjadi perhatian.
"Covid-19 itu sekarang ada di antara kita, tidak lagi menular dari orang asing ke penduduk Jakarta tapi sudah di antara penduduk Jakarta," peringatnya.
Anies kemudian, mengatakan bahwa persiapan Jakarta dalam menghadapi Virus Corona itu sudah sejak awal Januari.
"Kita memantau ini sejak bulan Januari pada tanggal 7 Januari kita sudah melakukan sosialisasi, waktu itu masih menyebutnya dengan nama pneunomia Wuhan."
"Dan menghimbau rumah sakit untuk menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri)," ujar Anies.
• Sempat Kabur, Pasien ODP Virus Corona Covid-19 di Kudus Akhirnya Dijemput Polisi di Demak
Lalu, pada akhir Januari pihaknya mengatakan bahwa sudah memperingatkan rumah sakit untuk melakukan semua persiapan medis hingga klinis.
"Lalu tanggal 22 Januari dibuatkan edaran khusus pada semua rumah sakit untuk mengantisipasi bila ada pasien dengan tanda-tanda waktu itu namanya sudah berubah novel coronavirus 2019."
"Ini kejadian semua bulan Januari, ini semua yang saya istilahkan fase satu di mana kita menyiapkan di aspek medis, klinis, dilakukan tanpa diumumkan ke mana-mana," jelasnya.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menegaskan bahwa dirinya sudah memperingatkan bawahannya di Pemerintah maupun masyarakat untuk memahami potensi Covid-19 terjadi di Jakarta.
"Tetapi memastikan jajaran medis baik pemerintah maupun non pemerintah memahami potensi masalah," tegas Anies.
Lihat videonya sejak menit awal:
Dokter Paru Ungkap Kondisi Memprihatinkan Tenaga Medis Sekarang
Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Fariz Nurwidya mengungkap kondisi para tenaga medis saat ini karena Virus Corona.
dr. Fariz Nurwidya mengatakan, banyak dokter paru yang mulai dirumahkan atau diisolasi setelah kontak langsung dengan para pasien covid-19.
Selain Dokter Paru, banyak perawat juga mulai banyak yang diisolasi.
• Perawat Pasien Virus Corona Asal Bekasi Meninggal, Achmad Yurianto Sebut Ada Dua Kemungkinan
"Satu per satu Dokter Paru sudah mulai dirumahkan karena kontak dengan kasus confirm."
"Mereka kan yang menata laksana pasien, terus perawat juga sudah mulai," kata Fariz seperti dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Realita TV pada Selasa (17/3/2020).
Sehingga, ia menilai situasi tenaga medis saat ini mulai tidak baik.
"Jadi beban pelayanan kesehatan terdepan, frontliner kita semakin menggila menurut saya," lanjutnya.
Kemudian, ia memberikan contoh ada rumah sakit yang ICUnya penuh oleh pasien Virus Corona.
Padahal, Virus Corona di Indonesia baru akan dimulai.
"Sebagai contoh ada masa di mana seluruh ICU itu sudah penuh pasien-pasien Covid-19 ini," ujar Fariz.
"Saat ini juga sudah?" tanya Presenter Rahma Sarita.
"Iya ventilator sudah tidak ada lagi," ungkap Fariz membenarkan.
Meski tidak tahu ke depan seperti apa, Fariz mengungkapkan saat ini tenaga medis memang mulai kewalahan.
"Kan ini kan belum masa puncak, ini kan baru mulai?" tanya Rahma lagi.
"Betul-betul, dan ternyaata kita sudah level kapasitas infrastruktur pelayanan kesehatan kita sudah terlampaui jumlah pasiennya."
"Jadi saya tidak bisa memproyeksikan beban ke depannya seperti apa," jelas Fariz.
• Langkah-langkah Pencegahan Virus Corona Versi WHO, Berikut Informasi Gejala Umum Covid-19
Lalu, ia mengatakan bahwa banyak tenaga kesehatan yang sudah mulai stress menghadapi masalah ini.
Bahkan, pasien sudah banyak berkurang setelah menangani pasien Virus Corona sedangkan pasien terus bertambah.
"Tapi hari ini kita sudah mulai running out ventilator, tenaga kesehatan sudah burn out semua, sudah very stressful."
"Jumlah mereka semakin sedikit, pasien makin banyak," kata Fariz.
Saat ditanya apakah semua tenaga medis harus diisolasi setelah merawat pasien covid-19, Fariz justru menyinggung harusnya semua pihak bisa menghentikan akar permasalahan.
"Karena apinya dimunculkan terus, jadi kesulitan kita madamin apinya di rumah sakit."
"Solusinya adalah kembali ke akar, akarnya adalah jumlah transmisi virusnya harus dipotong," ungkapnya.
Menurutnya, seharusnya orang kini menjauh dan mengisolasi diri.
Ia mengkritik orang-orang yang masih berpergian jauh di tengah wabah.
• Alami Gejala Virus Corona Covid-19? Berikut Protokol Kesehatan yang Disarankan Kemenkes
"Sekarang kan lalu lintas itu sangat luar biasa, dikasih kesempatan lay off malah jadi mudik," kritikanya.
Padahal menurut Fariz, virus ini mudah menyebar lantaran orang yang terfinfeksi sering kali tanpa gejala.
Mereka bisa saja sudah terinfeksi namun tak sadar dan tetap beraktivitas seperti biasa sehingga menulakan ke orang lain.
"Trennya orang-orang yang terinfeksi itu kan sebetulnya 85 persen tidak memiliki gejala yang kita sebut asymptomatic."
"Jadi waktu mereka terinfeksi mereka tidak punya gejala dan mereka tidak sadar infeksius, apa yang bahaya dalam keadaan asymptomatic ini adalah waktu dia berkontak erat dengan bapaknya, atau ibunya atau tetangganya atau pamannya," jelas Fariz.
Lihat videonya sejak menit awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)