Virus Corona

Istana Jawab Ketakutan Warga soal Lockdown Corona, Dany Ichdan: Tidak semata-mata Mekanisme Pasar

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan di APA KABAR INDONESIA PAGI, Senin (16/3/2020)

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan menanggapi terkait kekhawatiran warga soal dampak dari diberlakukannya lockdown untuk penanganan wabah Virus Corona (COVID-19).

Kekhawatiran warganet bersumber pada aktivitas ekonomi yang akan memburuk semasa dijalankan program lockdown.

Dany meluruskan bahwa ekonomi bukan faktor utama yang menghambat pemerintah melakukan lockdown.

Petugas medis membawa pasien ke dalam ruang isolasi Gedung Pinere RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan menerima total 31 pasien dengan status dalam pemantauan dan pengawasan berkaitan dengan virus Covid-19 atau virus Corona dan saat ini masih diobservasi secara intensif. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

 

Antisipasi Corona dengan Semprot Cairan Disinfektan, Begini Cara Membuatnya dengan Bahan Sederhana

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber acara APA KABAR INDONESIA PAGI di tvOne, Senin (16/3/2020).

Awalnya sang presenter menjelaskan apa saja kekhawatiran masyarakat terkait dampak dari lockdown.

Dampak-dampak tersebut di antaranya adalah memburuknya kondisi finansial mereka karena tidak bisa beraktivitas seperti biasa, ditambah naiknya harga-harga komoditi selama masa lockdown.

Menjawab ketakutan tersebut, Dany mengatakan faktor ekonomi bukanlah prioritas pertimbangan pemerintah dalam melakukan lockdown.

"Tidak semata-mata dalam hal mekanisme pasar," kata Dany.

"Itu menjadi pertimbangan, tapi tidak menjadi pertimbangan yang utama," lanjutnya.

Dany lalu menjelaskan bahwa dalam situasi darurat wabah global seperti sekarang, World Health Organization (WHO) telah memiliki prosedur apa saja yang harus dilakukan.

Ia mengatakan Indonesia saat ini sedang mengikuti prosedur-prosedur yang disarankan oleh WHO.

"Untuk mengejawantahkan protap-protap itu, maka kita membuat yang namanya kekuatan, ketahanan, kesehatan nasional," jelas Dany.

Dany mengatakan prioritas Indonesia dalam menentukan kebijakan lockdown adalah kekuatan ketahanan nasional.

Namun saat ini Indonesia sedang berusaha menerapkan social distancing (menjaga jarak sosial -red) untuk mengurangi dampak COVID-19.

"Jadi kekuatan ketahanan nasional itu adalah yang paling prioritas, sehingga program yang disebut dengan social distancing itu saat ini dianggap paling efektif, produktif, untuk bisa melakukan pencegahan terhadap Virus Corona," papar Dany.

Dany menambahkan dalam kesuksesan mensukseskan social distancing, perlu kerja sama, dan kesadaran dari masyarakat.

Halaman
12