Terkini Daerah

Sudjiwo Tedjo Malah Salahkan Pendidikan dan Tata Kota soal ABG Bunuh Bocah: Yang Kotor Pikiran Kita

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budayawan Sudjiwo Tedjo dalam kanal YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (10/3/2020).

Sudjiwo menambahkan, sistem tata kota di Indonesia menyebabkan para orang tua jarang bertemu buah hati.

Hal itu lah yang menurutnya menyebabkan banyak anak di Indonesia menjadi korban kekerasan hingga pembunuhan.

"Sekarang jam empat pagi mereka berangkat ke kantor, suap-suapan di mobil suami istri, jam 10 baru sampai rumah. Ini tata kota macam apa?," tanya Sudjiwo.

"Saya setuju kalau mereka jadi korban karena ketemunya malem. Baru ketemu bener Sabtu sama Minggu dengan rasa bersalah apapun dituruti."

Lantas, Sudjiwo kembali membandingkan pendidikan orang tua kepada anak di zaman dulu dengan sekarang.

"Zaman saya sama Pak Karni jangan minta, di-gaplok (dipukul -red) bener wong tiap hari ketemu," ujar Sudjiwo.

"Jam 2 bapak saya sudah di rumah, gampar saya enggak apa-apa dengan kasih sayang."

Remaja Perkosa Mayat Gadis 14 Tahun yang Ia Bunuh setelah Menyelinap Diam-diam di Kamarnya

Simak video berikut ini menit ke-11.45:

Cara Pikir Ekstrem

Pada kesempatan itu, sebelumnya pengacara keluarga korban pembunuhan oleh remaja 15 tahun berinisial NF di Sawah Besar, Jakarta Pusat yakni Azam Khan menilai bahwa kasus ini telah direncanakan pelaku sebelumnya.

Azam Khan menilai pembunuhan sudah direncanakan berdasarkan keterangan beberapa saksi, termasuk orang tua korban APA (5).

"Kalau saya anggap ini sudah direncanakan, karena apa?"

"Anak itu main pak ke rumah itu, setelah anak itu main di rumah itu diajaklah anak itu menurut keterangan beberapa orang yang tahu termasuk orang tua."

"Dan setelah itu diajak, ditelanjangi, diajak masuk ke kamar mandi, artinya ada perencanaan pak," ujar Azam.

Tak Menyangka Anaknya Dibunuh ABG 15 Tahun, Ayah Korban Ungkap Kebiasaan Pelaku: Kurang Bergaul

Lantas, Azam mengungkap bahwa NF bisa terancam pidana 10 tahun.

Halaman
123