"Merasa pertanyaanya? Merasa apa sesungguhnya dengan perilaku sedemikian rupa."
"Kalau istilah itu dipakai Colous Unemotional maka boleh jadi tidak ada perasaan bergejolak di situ," singgung Reza.
Reza mengatakan bahwa sebenarnya kognitif emphaty atau empati pemikiran pelaku berjalan.
"Itu sebabnya karangan ilmuan membedakan antara Cognitif emphaty, empati pemikiran dengan affective emphaty, empati perasaan."
"Yang mendorong seseorang datang ke polisi tapi tanpa rasa penyesalan kognitif emphaty," katanya.
• Diperiksa Polisi, Orangtua ABG Pembunuh Bocah Usia 6 Tahun Beberkan Kebiasaan Pelaku saat SD
Cognitif Emphaty membuat seseorang tahu yang dia perbuat keliru.
"Dia tahu persis bahwa apa yang dilakukan ini keliru dia tahu persis bahwa apa yang dia lakukan kemudian ini tanda petik memberikan kemanfaatan tertentu," jelas Reza.
Namun, Reza menduga affective emphaty atau perasan empati pada pelaku tidak berjalan.
"Apalah kemudian affective emphaty tergugahnya perasaan akan ikut mengiringi belum tentu," pungkasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-10:32:
Pelaku Benci Orang Tua yang Bercerai
Menurut pengakuan pelaku, ia tidak membenci siapapun di rumahnya.
Sebagaimana diketahui, pelaku tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri, dan adik tirinya.
"Kalau yang saya tanyakan langsung adakah yang kamu benci di rumah sekarang ini, antara orang tua bapaknya atau ibu tiri dia bilang tidak ada."
"Kepada adeknya tidak juga," ujar Heru seperti dikutip dari channel YouTube Metrotvnews.