Menurutnya, bermain dengan 10 pemain tersebut merupakan biang kekalahan anak asuhnya.
Pasalnya, Persebaya Surabaya benar-benar memanfaatkan kelemahan jumlah pemain itu dengan berhasil membukukan 4 gol.
Apalagi Arema FC mampu memperkecil ketertinggalan ketika keduanya bermain imbang dengan 10 pemain.
“Ini laga yang sangat berat bagi kami, apalagi ketika kami bermain 10 orang. Ketika kami bermain 11 lawan 11, kami bisa unggul 1-0."
"Setelah itu, Persebaya mampu mencetak empat gol. Saat bermain 10 lawan 10, kami bisa mengembangkan permainan lagi, dan mencetak satu gol lagi,” ungkap Mario Gomez dalam sesi jumpa pers usai laga.
Meski demikian, Mario Gomez mengaku tak mempermasalahkan kekalahan Singo Edan pada laga tersebut.
Pelatih asal Argentina itu justru memuji kegigihan anak asuhnya saat mengejar ketinggalan angka.
Menurutnya, para penggawa Singo Edan masih mau berjuang keras di lapangan meski tertinggal jauh dari Bajol Ijo.
Semangat pantang menyerah yang ditunjukan bahkan berbuah hasil hingga memperkecil ketinggalan berkat gol yang dilesakkan Elias Alderete di penghujung babak kedua.
• Evan Dimas Dapat Pesan dari sang Ibu Jelang Persebaya Vs Persija di Final Piala Gubernur Jatim 2020
Oleh karena itu, pihaknya tetap mengapresiasi kerja keras yang telah dilakukan timnya.
“Saya pikir, anak-anak sudah bermain bagus, terutama ketika berusaha mengejar ketertinggalan."
"Kadang keinginan itu bisa terwujud, kadang tidak,” imbuh pelatih berusia 62 tahun tersebut.
Mario Gomez meminta agar semua pihak untuk tidak terlalu menyesali kekalahan Arema di laga melawan Persebaya ini.
Menurutnya, ada hal yang lebih penting dari sekadar memikirkan kekalahan di ajang pramusim tersebut yakni kompetisi Liga.
“Ada hal yang lebih penting lagi, setelah ini pemain Arema harus melanjutkan kerja keras untuk menyambut kompetisi nanti,” tegasnya.
(TribunWow/Elfan Nugroho/Rilo Pambudi)