TRIBUNWOW.COM - Kasus virus corona hingga Senin (10/02/2020) malam tercatat ada sebanyak 40.573 kasus terkonfirmasi.
Sedangkan jumlah kematian karena virus yang menyebar dari kota Wuhan provinsi Hubei, China itu tercatat ada sebanyak 910 kasus kematian.
Sampai dengan hari ini, belum ada satupun kasus virus corona di Indonesia yang terkonfirmasi positif.
• Gara-gara Virus Corona, Erick Thohir Ungkap Kini Orang AS Anggap Waga Asia Penyakitan: Menyedihkan
Kekhawatiran Ahli Harvard Ketiadaan kasus virus corona di Indonesia memicu kekhawatiran peneliti Harvard.
Menurutnya, ketiadaan tersebut mungkin berarti virus sebenarnya telah menyebar namun tak terdeteksi.
Jika itu terjadi, menurutnya ada potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.
“Indonesia telah melaporkan nol kasus, dan Anda akan mengharapkan telah melihat beberapa kasus,” ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch di Harvard TH Chan Scool of Public Health sebagaimana dikutip dari VOA News.
Thailand sendiri telah melaporkan 25 kasus, namun berdasarkan penelitian tim mereka menurutnya jumlah tersebut seharusnya lebih banyak.
Penelitian para ahli Harvard sendiri didasarkan pada perkiraan jumlah rata-rata penumpang pesawat yang terbang dari Wuhan ke kota-kota lain di seluruh dunia.
Asumsinya semakin banyak penumpang, maka berati ada kemungkinan penularan kasus virus corona.
"Kasus-kasus yang tidak terdeteksi di negara mana pun berpotensi menyebarkan epidemi di negara-negara itu yang dapat menyebar di luar perbatasan mereka,” jelasnya.
Penelitian itu sendiri merupakan satu dari tiga penelitian terbaru yang mengatakan bahwa virus mungkin telah sampai di Indonesia.
Meski demikian ketiga penelitian terbaru itu sendiri diakui tak melalui proses ilmiah normal yang ditinjau oleh ahli dari luar.
Namun menurut peneliti yang dihubungi oleh VOA, penelitian tesebut menurut mereka masuk akal.
Peringatan WHO
Melansir dari The Sydney Morning Herald, sebelumnya WHO mengingatkan agar Indonesia berbuat lebih banyak untuk mempersiapkan kemungkinan wabah virus corona di tengah kekhawatiran belum adanya satupun temuan kasus.
WHO menginginkan agar Indonesia meningkatkan pengawasan, deteksi kasus dan persiapan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk apabila terjadi wabah.
Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan mengatakan, Indonesia telah mengambil langkah konkret termasuk penyaringan di perbatasan internasional dan menyiapkan rumah sakit apabila terdapat kasus yang potensial.
"Indonesia sedang melakukan apa yang mungkin untuk dipersiapkan dan dipertahankan terhadap virus corona baru," katanya."
"Namun menurutnya masih banyak hal yang harus disiapkan Indonesia mulai dari pengawasan, deteksi hingga persiapan fasilitas terkait skenario bila wabah terjadi."
"Ketersediaan alat tes khusus untuk mengkonfirmasi nCoV (novel coronavirus) minggu ini adalah langkah yang signifikan ke arah yang benar," ujarnya sebagaimana dikutip dari The Sydney Morning Herald (7/2/2020).
• 328 Warga di Natuna Bebas Virus Corona, Pemerintah Segera Putuskan Pemulangan: Ke Jakarta Dulu
Tanggapan Menkes
Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian dr Siswanto menanggapi penelitian ahli dari Universitas Harvard itu.
Siswanto mengatakan penelitian tersebut hanya berdasarkan kalkulasi matematis dan belum dipastikan kebenarannya.
"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," kata Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, sebagaimana dikutip dari Kompas.com Senin (10/2/2020).
Ia menyebut, jika didasarkan perhitungan matematis, seharusnya terdapat 6-7 kasus positif virus corona di Indonesia.
Namun pihaknya menegaskan sampai dengan hari ini belum ada satupun kasus yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Litbang Kemenkes.
Kemenkes sendiri telah melakukan uji laboratorium terhadap 59 kasus dari 62 kasus yang ada.
Hasilnya, tak ada satupun spesimen yang terbukti positif virus corona, sedangkan 3 spesimen lain tengah diteliti.
"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada, ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar. Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," kata dia.
Kemlu Imbau WNI Waspada
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebut status Singapura terkait wabah virus Corona kini naik menjadi oranye. Sebelumnya, status travel warning di negeri singa tersebut masih kuning.
"Memang sampai saat sekarang status Singapura, ada perubahan di internal Singapura sendiri, statusnya jadi oranye. Karena di situ disebutkan ada peningkatan penularan dari virus itu sendiri," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Ada 4 status kewaspadaan perjalanan, yaitu hijau, kuning, oranye, dan merah.
Kuning artinya imbauan untuk meningkatkan kehati-hatian, sementara paling tinggi adalah merah, yang artinya tidak direkomendasikan pergi ke sana.
Sehubungan dengan itu, Kemenlu mengimbau WNI yang hendak ataupun berada di Singapura untuk waspada.
"Anjuran yang kita berikan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan, menjaga kesehatan, dan hindari aktivitas di tempat umum yang berpotensi terjadi penularan," kata Faizasyah.
Namun Faizasyah menegaskan, sampai saat ini Indonesia belum membatasi penerbangan ke Singapura. Sebab, hingga kini wilayah Singapura belum diisolasi.
Berbeda dengan China yang mengisolasi provinsi Hubei, tempat virus Corona pertama kali muncul.
"Dari sisi kebijakan pemerintah, sampai sekarang tidak ada pembatasan travel dan tidak membatasi penerbangan untuk wilayah-wilayah yang tidak menjalani posisi ditutup atau diisolasi," ucap Faizasyah.
(Kompas.com/Nur Rohmi Aida/Ihsanuddin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pernyataan Ahli Harvard, WHO hingga Kemenkes Soal Indonesia Negatif Virus Corona " dan di Kompas.com dengan judul "Singapura Naikkan Status Darurat Virus Corona, Kemenlu Imbau WNI Waspada"