TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR fraksi PKB, Maman Imanulhaaq angkat bicara terkait wacana pemulangan ratusan WNI eks ISIS.
Hal itu diungkapkan Maman Imanulhaaq saat menghadiri acara Satu Meja Kompas TV pada Rabu (6/2/2020).
Terkait masalah tersebut, Maman Imanulhaaq menyebut pemerintah tidak bertindak tegas.
• Angkat Bicara soal Wacana Pemulangan Ratusan WNI Eks ISIS, Mahfud MD: Mereka Bisa Jadi Virus Baru
Maman mengatakan, pemerintah harus tegas menolak kepulangan mereka.
Pasalnya, mereka sudah jelas meninggalkan Indonesia demi membela ISIS.
Menurutnya, hal itu sudah melukai Pancasila.
"Yang akhirnya mereka memilih bergabung dengan ISIS itu sudah mencabik-cabik kesepakatan kita bernegara."
"Mereka sudah tidak mengakui NKRI dan ideologi kita Pancasila," kata Maman.
Sehingga ratusan WNI itu secara tegas tidak boleh pulang.
"Maka negara harus tegas, mereka tidak boleh pulang," katanya.
• Kritisi Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS, Soleman Ponto Ungkit Kekejaman ISIS: Kita Aja Kewalahan
Menurutnya, masalah pemulangan eks ISIS yang dikaitkan dengan nilai Hak Asasi Manusia (HAM) membuatnya sedikit merasa lucu.
Pasalnya, pemerintah belum mampu serius menangani kasus-kasus HAM besar di Indonesia.
"Nah dalam proses tidak boleh pulang itu sebenarnya di sini lobi-lobi kita sebagai negara kita yang menghargai HAM makanya saya lucu juga pemerintah ini."
"Mau ngurusin HAM kelompok yang sudah terbukti teroris semenetara kasus-kasus HAM besar di Indonesia, nasional saja mereka tidak fokus," kritik Maman.
Lihat videonya mulai menit ke-28:30:
Mahfud MD Sebut WNI Eks ISIS sebagai Virus Baru
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD menjelaskan, pemerintah belum memberikan keputusan apakah akan dipulangkan atau tidak.
Hal itu diketahui melalui channel YouTube Kompas TV pada Kamis (6/2/2020).
Menurutnya, pemulangan WNI eks ISIS memiliki sejumlah risiko.
Dirinya menjelaskan akan ada dampak negatif bagi masyarakat di Tanah Air.
Hal tersebut juga justru bisa menjadi masalah baru.
Mahfud MD menilai, eks ISIS bisa menyebarkan paham terorisme bagi masyarakat di Indonesia.
Menurutnya, itu akan menjadi kerugian bagi bangsa sendiri.
Bahkan, Mahfud MD menyebutnya sebagai virus.
• Ditanya soal Pemulangan WNI Eks ISIS yang Bakar Paspornya, Jokowi: Saya Rasa Tidak Bisa
"Mulai dari mudarat kalau dipulangkan, nanti bisa menjadi masalah baru di sini."
"Bisa menjadi virus baru bagi terorisme," ujar Mahfud MD.
Pasalnya, mereka sudah terbukti menjadi teroris dengan pergi ke negara-negara tertentu.
"Karena dia jelas-jelas pergi ke sana menjadi teroris," ungkapnya.
• Tolak Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS, Pengamat Intelijen Singgung Aksi Pembakaran Paspor
Meski demikian, para WNI itu juga memiliki hak untuk kembali.
Sehingga tidak kehilangan status kewarganegaraan.
Jika memang ratusan WNI tersebut harus dipulangkan, mereka harus mengiktuo proses deredakalisasi.
Sedangkan, itu membutuhkan waktu yang tidak cepat.
Selain itu, potensi kembali menjadi teroris bisa terjadi ketika mereka terjun ke masyarakat.
Pasalnya, saat kembali ke masyarakat kemungkinan mereka akan dijauhi hingga bisa menjadi teroris kembali.
"Kalau nanti habis deradikalisasi diterjungkan ke masyarakat nanti bisa kambuh lagi, kenapa? karena di tengah masyarakat nanti dia diisolasi, dijauhi. Kalau dijauhi nanti dia jadi teroris lagi kan," ujar Manten Menteri Pertahanan ini.
Ia menambahkan, saat ini pemerintah tengah mencari solusi yang tepat terkait masalah tersebut.
• Ditanya soal Pemulangan WNI Eks ISIS yang Bakar Paspornya, Jokowi: Saya Rasa Tidak Bisa
Lihat video berikut:
Tanggapan Jokowi soal WNI di Suriah yang Bakar Paspor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara pribadi berpendapat warga negara Indonesia (WNI) di Suriah yang membakar paspornya tidak dapat dipulangkan.
Hal itu ia sampaikan ketika memberikan pernyataan bahwa pemerintah belum mengambil sikap soal pemulangan WNI dari Suriah.
Diketahui, sebanyak lebih dari 600 WNI berada di Suriah untuk mengikuti Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS).
• Kritisi Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS, Soleman Ponto Ungkit Kekejaman ISIS: Kita Aja Kewalahan
• Imbau WNI Eks ISIS Segera Dipulangkan, Politisi PKS Soroti Sikap Jokowi: Kok Enggak Punya Sikap?
Rencananya, 47 dari 600 WNI tersebut akan dipulangkan dengan status tahanan.
Dilansir TribunWow.com, mulanya Jokowi menegaskan hal tersebut belum dibahas lebih lanjut.
"Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan," tegas Jokowi, dalam tayangan KompasTV, Rabu (5/2/2020).
Jokowi menyebutkan akan diadakan rapat terbatas (ratas) untuk membahas agenda tersebut.
"Nanti sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan," jelas Jokowi.
Menurut Jokowi, pemerintah masih harus membahas segala aspek dalam wacana ini.
"Semuanya masih dalam proses plus dan minusnya," katanya.
Untuk diketahui, para WNI yang telah memutuskan untuk bergabung dengan ISIS tersebut telah membakar paspor mereka sebagai bentuk melepaskan diri dari negara asalnya.
Ketika ditanya mengenai hal itu, Jokowi mengatakan dirinya secara pribadi merasa mereka tidak dapat kembali ke Indonesia.
"Ya, kalau bertanya kepada saya, ini belum ratas ya, saya akan bilang tidak," jawab Jokowi tegas.
"Tapi masih dirataskan," tambahnya.
Ia lalu mengulangi pentingnya mempertimbangkan rencana pemulangan itu melalui rapat terbatas.
"Kita ini masih pastikan semuanya lewat perhitungan kalkulasi plus minusnya," jelas Jokowi.
"Semuanya dihitung secara detail," tambahnya.
• Bahas Isu Pemulangan WNI Eks ISIS, Menag Fachrul Razi Singgung soal Harga Diri: Kita Tersinggung Lah
Menurut Jokowi, setelah rapat itu digelar, keputusan baru dapat diambil.
"Dan keputusan itu pasti kita ambil di dalam rapat terbatas setelah mendengarkan dari kementerian-kementerian dalam menyampaikan (pendapat)," tutupnya.
Sementara itu, Menteri Koordinasi Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD turut memberikan tanggapannya.
Ia menyampaikan hal serupa dengan Jokowi, yakni sampai saat ini belum ada keputusan dari pemerintah.
"Jawabannya itu sampai hari ini pemerintah belum memutuskan apakah 600 lebih WNI yang terlibat foreign terrorist fighter atau teroris pelintas batas itu akan dipulangkan atau tidak," jelas Mahfud MD.
Menurut Mahfud, ada sejumlah pertimbangan baik dan buruk yang harus diperhitungkan.
"Itu belum diputuskan karena ada manfaat dan mudaratnya masing-masing," katanya.
Sisi negatif yang ia soroti adalah keterlibatan para WNI tersebut dalam terorisme.
"Mulai dari mudaratnya, kalau dipulangkan itu nanti bisa menjadi masalah di sini," papar Mahfud.
"Bisa menjadi virus baru bagi terorisme karena dia jelas-jelas pergi ke sana menjadi teroris," tambahnya.
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)