TRIBUNWOW.COM - Kepala SDN Bidaracina 05 Sudarto menyinggung program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) Pemprov DKI Jakarta.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta meresmikan program yang diatur dalam peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019 yang bertujuan menambah gizi anak.
Namun, hingga kini tak sekalipun 412 murid SDN Bidaracina 05, yang 90 persennya berasal dari keluarga tidak mampu, mencicipi paket makanan PMTAS.
• Tegas Tolak Revitalisasi Monas, Ketua DPRD DKI: Saya Minta Pak Gubernur Cobalah Koordinasi
"Kenapa milih SD yang muridnya justru kalau menurut aku secara (keluarganya) ekonomi kuat."
"Padahal banyak murid di sini pingsan pas upacara karena enggak sarapan," kata Sudarto di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2020).
Nyaris setiap upacara bendera, sedikitnya 2 murid SDN Bidaracina 05 pingsan dan sembilan murid dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Sebabnya, tak lain karena orang tua mereka secara ekonomi tak mampu menyediakan sarapan sebelum berangkat sekolah.
"Makannya aku bilang kayaknya Sudin (Pendidikan Jakarta Timur) salah memilih sekolah."
"Daerah yang orang-orangnya mampu malah dapat makanan tambahan," ujarnya.
• Sekda DKI Beberkan Alasan Revitalisasi dan Penebangan Pohon di Monas: Agar Kayak Menara Eiffel
Sejak beberapa bulan lalu Sudarto sudah melapor ke pengawas Sudin Pendidikan Jakarta Timur tingkat Kecamatan Jatinegara.
Laporan tersebut diharapkan agar muridnya dapat PMTAS sebagaimana murid di sejumlah PAUD, TK, SLB, dan SD lain urung berhasil.
"Seperti SD aku kan harusnya dapat. Karena secara kasat mata murid-murid kurus, kurang gizi."
"Enggak mengerti aku dasarnya milih sekolah yang dapat makanan tambahan," tuturnya.
Beberapa waktu lalu, murid SDN Bidaracina 05 yang 90 persennya juga korban banjir Kali Ciliwung sebenarnya dapat bantuan susu.
Bantuan tersebut bukan dari Pemprov DKI Jakarta.