TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengunggah video saat anggota Komisi IV DPR RI inspeksi impor sampah.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dalam unggahan Instagram Muhaimin Iskandar, Sabtu (25/1/2020).
Pria yang kerap disapa Cak Imin itu menyebut nyaris terjadi ketegangan antara DPR dan petugas Sucofindo di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
• Deretan Langkah Jokowi Sikapi Tren Impor Sampah dan Limbah yang Terus Meningkat di Indonesia
Cak Imin mulanya menyatakan bahwa inspeksi dilakukan berdasarkan inspeksi dari masyarakat.
"Impor Sampah..! Gilak.!!!!
Para anggota Komisi IV DPR RI melakukan kegiatan inspeksi di kawasan berikat Pelabuhan Tanjung Priok.
Hal ini dilakukan atas informasi tentang keberadaan sampah impor dalam kontainer," tulis Cak Imin.
Setibanya di lokasi, ternyata DPR menemukan 70 kontainer sampah.
Mirisnya, kontainer tersebut akan bertambah 1.015 lagi yang bermuatan sampah.
"Setelah tim Sidak sampai di lokasi, ternyata benar terdapat 70 kontainer sampah di Tanjung Priok dan akan bertambah lagi sebanyak 1.015 kontainer, masih berisi sampah.
Jumlah tambahan itu akan masuk melalui seluruh pelabuhan di Indonesia," kata Cak Imin.
Menurut Cak Imin, pihak importir menyebut bahwa sampah yang diimpor dari luar negeri merupakan bahan baku biji plastik.
Akan tetapi, fakta lapangan yang ditemukan, impor tersebut tidak sesuai aturan.
"Importir berargumentasi bahwa sampah tersebut diimpor untuk kepentingan bahan baku biji plastik sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Perdagangan.
Akan tetapi, dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa bahan baku yang diimpor haruslah bersih bukan sampah.
Hampir terjadi ketegangan antara para anggota Komisi IV DPR RI dan petugas Sucofindo selaku surveyor impor sampah tersebut," ungkap Cak Imin.
Setelah didesak, petugas akhirnya mengaku bahwa barang impor mereka adalah sampah, bukan bahan baku.
• Pakar Asal China Sebut Virus Corona Bisa Menular Lewat Mata, Ngaku Terjangkit dan Kini Sembuh
Cak Imin merasa miris, lantaran Indonesia saat ini sedang mengalami masalah sampah, tapi malah ada pihak yang justru mengimpornya.
"Setelah di tegur keras, akhirnya diakui bahwa barang impor tersebut adalah sampah, bukan bahan baku.
Team Sidak merasa miris dengan hasil temuan ini karena sampah ini bisa lolos dan dianggap aman melalui jalur hijau.
Hari ini Indonesia sedang mengalami problem penanganan sampah di berbagai tempat,
kok masih ada perusahaan pengimpor sampah dari luar negeri?," kata Ketua Umum PKB itu.
Menurut Cak Imin, untuk bahan baku plastik, sebenarnya dapat dipenuhi dari pengepul di Indonesia, tak perlu impor.
"Padahal, untuk sekedar bahan baku biji plastik, para pemulung dan pengepul di Indonesia pun bisa mengumpulkan banyak sampah.
Masa sih, importir mau bersaing dengan para pemulung dan para pengepul sampah itu?
Jika ditinjau dari persfektif pergaulan antar negara, fenomena ini sama saja dengan menganggap Indonesia sebagai tempat sampah dunia.
Laporan sidak DPR RI.. komisi IV," pungkasnya.
• Apakah Orang yang Terjangkit Virus Corona Bisa Disembuhkan? Ini Jawaban Dokter Spesialis Paru
Kembalikan ke Negara Asal
Dalam sidak tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menyayangkan adanya impor tersebut.
Dikutip dari laman dpr.go.id, Kamis (23/1/2020), Dedi Mulyadi menuturkan bahwa sampah yang diimpor sudah harus dalam keadaan bersih.
“Ternyata itu sampah dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang di-press (dikemas) kemudian dimasukkan kontainer," ucapnya.
"Bukan dari TPA kita, tapi TPA di Amerika, Australia, Hongkong. Jadi kita ini impor sampah,” sambung Dedi.
Dedi menyebut, Sucofindo harusnya memfilter barang-barang impor yang masuk ke Indonesia.
Menurut Dedi, masalah utama Sucofindo sebagai mitra Kementerian Perdagangan untuk melakukan survei dari sisi barang impor ternyata tidak melakukan pemeriksaan.
Lantaran Sucofindo hanya melakukan pemeriksaan administrasi.
Pihak Komisi IV DPR pun sepakat meminta Sucofindo agar sampah-sampah itu dikembalikan ke negara asalnya.
"Kelalaian Sucofindo dikhawatirkan dapat mengancam keamanan negara," tutur Dedi.
"Bagaimana kalau material yang diimpor itu bukan hanya sampah, tapi narkoba."
"Bagaimana kalau limbah beracun. Bagaimana kalau senjata."
"Kita minta putus kontrak karena ini sudah membahayakan negara."
"Kita minta dikembalikan ke negara asalnya 1078 kontainer dan ada 63 kontainer yang tidak ada izinnya," pungkasnya.
Selain Dedi, sidak tersebut diketahui dihadiri, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budisatrio Djiwandono.
• Beredar Video Mayat Diduga Korban Virus Corona di China, Tergeletak di Lantai dan Hanya Ditutup Kain
Kemudian Anggota Komisi IV DPR RI Riezky Aprilia, Bagus Adhi Mahendra Putra, Sri Wulan, Krisantius Kurniawan, Darori Wonodipuro, Abdullah Tuasikal, Muhtarom, Suhardi Duka, Slamet, Muhammad Syafruddin.
Turut mendampingi, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) KLHK, Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, Dirjen Perdagangan Luar Negeri dan perwakilan Ditjen Bea Cukai.
Video Penampakan Sampah yang Diimpor:
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)