Banjir di Jakarta

Sebut Anies Baswedan Tak Tumbang saat Dihujat, Haji Lulung Apresiasi Jokowi dan Ahok Tangani Banjir

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan (kiri), Abraham Lunggana alias Haji Lulung (tengah), dan Presiden Joko Widodo (kanan). Haji Lulung puji Anies yang kokoh saat dihujat, namun juga berikan pujian pada Jokowi dan Ahok saat menjabat jadi Gubernur DKI Jakarta. Hal itu disampaikan Haji Lulung pada tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (17/1/2020).

TRIBUNWOW.COM - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Abraham Lunggana alias Haji Lulung menanggapi gugatan yang dilayangkankan pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Diketahui, Anies Baswedan digugat oleh Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta lantaran dianggap tidak bisa menangani bencana itu dengan baik.

Mulanya, Haji Lulung memuji sikap Anies Baswedan dalam menanggapi kritikan.

Kritik Ganjil Genap Anies, Ferdinand Hutahaean Debat Haikal Hassan: Saya Hanya Punya Mobil 1

 

 

Tak Terima Anies Baswedan Digugat karena Banjir, Tim TGUPP Jakarta: Negeri Kita Ini Bermasalah

"Tapi sikap Anies luar biasa, saya dihujat tidak tumbang, saya dipuji tidak terbang," puji Haji Lulung dikutip dari kanal YouTube Kompas TV pada Jumat (17/1/2020).

Kemudian, ia mengkritik Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta, Azas Tigor.

Ia mengkritik Azas Tigor mengapa tidak menuntut gubernur yang memimpin pada 2013 dan 2015.

Padahal banjir pada tahun tersebut terjadi hingga masuk istana.

"Persoalan hari ini kembali ini, Pak Tigor melakukan class action di tahun 2013, di tahun 2015 itu banjir sampai ke dalam istana, Pak Tigor berada di mana itu?," tanyanya.

Meski demikian, Haji Lulung tetap memberikan apresiasinya pada Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sempat memimpin.

"Yang kedua, saya apresiasi di 2013, Pak Jokowi telah melakukan apa berbagai macam pencegahan banjir, ada banjir tapi yang meninggal itu cuma 40 orang."

"Nah, di tahun 2015 itu sudah Ahok, Basuki Tjahaja Purnama. Itu sudah sangat apresiasi kita, cuma lima korban walaupun air itu sampai ke istana," ungkap Haji Lulung.

Namun, ia lebih mengapresiasi kinerja Anies Baswedan.

Ia menyebut korban tewas dalam bencana banjir tahun ini empat orang.

Bandingkan Era Jokowi, M Qodari Kritik Pemerintahan Anies Baswedan: Kotanya Cantik, Banjirnya Dalam

Selain itu, banjir parah itu disebut karena siklus alam seratus tahun sekali.

Kemudian, Azas Tigor membantah data yang didapat Haji Lulung.

"Tetapi faktanya hari ini, ini semua terjadi artinya siklus seratus tahun ini."

"Yang meninggal dunia itu cuma 4 orang, cuma orang hari ini yang meninggal dunia," kata Haji Lulung.

"Itu nyawa loh ya," sela presenter Rosi.

"Datanya salah," ujar Azas Tigor.

Haji Lulung kekeh bahwa data yang didapatnya itu benar.

Kemudian, ia mengatakan bahwa biarlah masyarakat yang menilai soal gugutan pada Anies.

"Oh enggak ini datanya benar nah makanya saya mendukung adinda dari Mahasiswa silahkan saja class action, tapi masyarakat sebagian telah menilai ini apa inih politik atau hukum," kata Haji Lulung.

Ia bertanya, jika gugatan itu murni mengapa mereka tidak mengguggat gubernur pada 2013 dan 2015.

Pengamat Tata Kota Sebut Ada Kemungkinan Banjir Lebih Besar, Minta Jakarta dan Surabaya Siapkan Ini

"Ya politik kalau persoalan hukum ke mana 2015, ke mana 2013 ketika air ini masuk ke Istana?," tanyanya.

Menjawab pertanyaan Haji Lulung, Azas Tigor menegaskan bahwa ia menggugat berdasar dari permintaan korban banjir.

Selain itu, ia membantah bahwa selama ini hanya pernah menggugat Anies Baswedan.

"Pertama gini Pak Lulung dan Rosi, saya ini advokat hanya begerak ketika ada pengaduan dan ada pemberian kuasa itu satu."

"Kedua, 2002 saya menggugat Pak Lulung, banjir 2002 kenapa karena saat itu banyak warga yang mengadu pada saya inipun begitu," kata dia.

Azas Tigor menantang Haji Lulung untuk mencari data bahwa memang pernah menggugat gubernur-gubernur lain.

"Kalau ditanya, saya tidak pilih-pilih bisa disurfing (dicari), saya semua gubernur di DKI Jakarta pernah saya gugat," tegas Azas Tigor.

Lihat videonya mulai menit ke-8:13:

Anies Baswedan Dinilai Tak Kerja Maksimal

Pegiat Media Sosial (Medsos), Rudi S Kamri mendukung keputusan korban banjir DKI Jakarta menuntut Anies Baswedan.

Dilansir TribunWow.com, Rudi S Kamri menganggap tuntutan korban banjir DKI Jakarta itu sah-sah saja.

Ia bahkan membandingkan kepemimpinan Anies Baswedan dengan Gubernur DKI Jakarta terdahulu.

Hal itu disampaikan saat menjadi bintang tamu dalam acara 'Rosi' yang diunggah kanal YouTube Kompas TV, Kamis (16/1/2020).

• Kritisi Toa Banjir Anies Baswedan, Azas Tigor Bandingkan dengan Gubernur DKI Sebelumnya: Kacau Betul

• Gugat Anies Baswedan, Tim Advokasi Korban Banjir DKI Singgung Kampanye Pilkada: Harusnya Sudah Fasih

Mulanya, Rudi mengaku keberatan jika polemik banjir DKI Jakarta ini dikaitkan dengan isu politik.

Ia menganggap, bencana banjir yang menjadi tanggung jawab bersama tak selayaknya dikaitkan dengan isu politik.

"Saya sebetulnya agak keberatan kalau masalah banjir ini ditarik masalah dikotomi politik," kata Rudi.

"Ini kan masalah bencana alam yang ditanggung bersama."

Menurutnya, selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memang tak bekerja secara maksimal.

"Pada kenyataannya memang kalau saya melihat Gubernur DKI Jakarta tidak berkerja secara maksimal," kata Rudi.

"Itu kenyataannya."

Pegiat Media Sosial, Rudi S Kamri dalam acara 'Rosi' yang diunggah kanal YouTube Kompas TV, Kamis (16/1/2020). (YouTube Kompas TV)

 

• Soal Toa Rp 4 M untuk Banjir, PSI Sindir Prioritas Anies Baswedan: Pencegahan Dulu Diselesaikan

Rudi bahkan menyampaikan tiga indikator untuk memperkuat ucapannya itu.

"Ada tiga indikator yang saya katakan," kata Rudi.

Pertama, Rudi menyinggung soal rekayasa sungai yang tak dilakukan di era Anies Baswedan.

Ia pun membandingkan Anies Baswedan dengan Gubernur DKI Jakarta terdahulu.

"Yang pertama adalah, selama dua tahun beliau memerintah Jakarta tidak ada rekayasa sungai seperti yang dilakukan gubernur terdahulu," ujar Rudi.

"Dari 33 kilometer Sungai Ciliwung normalisasi selama dua tahun tidak ada satu senti pun yang dikerjakan."

Hal lain yang ia soroti yakni keberadaan pompa air yang tak bekerja maksimal saat banjir melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Yang kedua, pompa, diakui sendiri oleh gubernur bahwa tidak bekerja secara maksimal waktu itu," kata Rudi.

Lantas, Rudi menyinggung soal peringatan dini banjir di DKI Jakarta.

Ia menyebut, di era Anies Baswedan peringatan dini banjir juga tak dijalankan secara maksimal.

"Yang ketiga, indikatornya early warning system tidak bekerja dengan baik," bebernya.

Karena itu, Rudi mengaku mendukung korban banjir DKI Jakarta menuntut Anies Baswedan.

Ia juga menyinggung nama Tim Advokasi Korban Banjir DKI Jakarta, Azas Tigor Nainggolan yang kala itu juga hadir dalam acara tersebut.

"Jadi artinya saya pribadi mendukung sepenuhnya, ini fokus pada hukum yang dilakukan oleh Bang Tigor sah-sah saja sebagai warga negara," kata dia(TribunWow.com/Mariah Gipty/Jayanti Tri Utami)