TRIBUNWOW.COM - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran semakin panas pasca-serangan Amerika Serikat yang mengakibatkan pimpinan militer Iran, Qasem Solaemani tewas, Jumat (3/1/2020) lalu.
Terbaru, Iran memulai misi balas dendam dengan merudal markas militer AS di Irak, Rabu (8/1/2020).
Lantas apa pengaruh ketegangan AS dengan Iran terhadap Indonesia?
• Harga Minyak Dunia Langsung Naik, Buntut Serangan Balas Dendam Iran ke Pangkalan Udara AS
Pengamat Timur Tengah, Trias Kuncahyono mengatakan bahwa ketegangan itu bisa jadi berdampak pada Indonesia.
Misalnya dampak ekonomi terkait Selat Hurmuz yang bisa saja ditutup oleh Iran.
Selat Hurmuz merupakan jalan keluar bagi Iran mengekspor minyak berbagai negara.
Meski demikian, kemungkinan kecil hal tersebut terjadi.
Pasalnya, sepanjang sejarah Selat Hurmuz tak pernah ditutup.
"Memang, kalau itu terjadi orang bayangkan Selat Hurmuz ditutup. Tapi itu belum pernah terjadi pengalaman seperti itu."
"Ekspor minyak Iran kan lewat situ keluar tapi dalam pengalaman sejarah itu belum pernah terjadi," ungkap Trias.
Jika Selat Hurmuz ditutup maka harga BBM di seluruh dunia akan naik.
Meski demikian, hal itu kecil terjadi apalagi Iran bukan satu-satunya pengguna Selat Hurmuz.
"Jika itu ditutup oleh Iran maka cadangan minyak dunia akan berkurang, harganya naik tapi itu kemungkinan kecil terjadi karena belum pernah terjadi."
"Tidak hanya Iran yang menggunakan Selat itu, negara lain akan lewat itu, Kuwait, Qatar juga menggunakan itu mereka tentu akan protes," jelas Trias.
• 50 Orang Lebih Meninggal Dunia karena Terinjak-injak saat Pemakaman Jenderal Iran Qasem Soleimani
Apalagi, Iran akan rugi tak bisa mengekspor minyaknya.
"Kalau itu dilakukan Iran, Iran sendiri akan rugi karena dia tidak bisa mengekspor juga," lanjutnya.
Lebih lanjut, Trias mengaku khawatir akan terjadi demo-demo di Indonesia terkait perang tersebut.
"Tapi saya khawatirkan kalau itu terjadi, paling demo-demo itu yang terjadi."
"Demo-demo mungkin karena Amerika lawan salah satu negara teluk," kata Trias.
Lantas, Trias mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang telah memberikan imbauan pada kedua negara itu.
"Bisa jadi ya tapi usaha pemerintah Indonesia kan juga untuk menurunkan suhu ketegangan itu ada imbauan."
"Menteri Luar Negeri misalnya tadi memangil Dubes Iran dan Dubes Amerika mbok ya jangan lah gitu kan," ucapnya.
Indonesia harus bisa menyampaikan kekhawatirannya jika perang itu dilakukan.
"Itu kekhawatiran-kekhawatiran yang perlu disampaikan juga oleh negara lain, Eropa kan begitu juga. Indonesia perlu bermain itu,"tutur Trias.
• Serang Iran hingga Sebabkan Jenderal Soleimani Tewas, Pengamat: Mungkin Trump Coba Selamatkan Muka
Lihat videonya mulai menit ke- 2:59:
Keunggulan Iran di Timur Tengah
Sebelumnya, Trias Kuncahyono mengungkap keunggulan Iran di Timur Tengah.
"Ya, harapannya memang tidak sampai terjadi. Tapi berbagai kemungkinan bisa terjadi," kata Trias ketika ditanya mengenai kemungkinan perang dunia ketiga.
Menurut Trias, Iran punya kelebihan dalam hal jaringan pertemanan dengan negara tetangga di Timur Tengah.
"Menurut saya, Iran itu mempunyai kelebihan dibandingkan Amerika Serikat, bukan dalam kekuatan militer yang super canggih, tetapi dalam hal membangun jaringan," jelasnya.
"Di Timur Tengah, Iran punya proxy yang sangat banyak di sana. Jadi kalaupun terjadi perang, temannya banyak," lanjut Trias.
Ia menyebutkan kemungkinan Iran tidak akan meluncurkan serangan frontal, melainkan serangan-serangan kecil ke basis militer Amerika di Timur Tengah.
"Barangkali tidak akan terjadi frontal peperangan Amerika dengan Iran. Tetapi bisa juga terjadi banyak hal dilakukan oleh Iran untuk melawan Amerika," katanya.
Melalui serangan-serangan kecil itu, Iran menanggapi aksi penyerangan rudal yang menewaskan Jenderal Soleimani.
"Lewat cara itu, bisa juga Iran menanggapi aksi-aksi pembunuhan terhadap Soleimani ini, tidak frontal perang besar-besaran. Tapi akan menyerang berbagai macam fasilitas," kata Trias.
"Kalau frontal gede-gedean, secara teknologi militer, itu akan kalah."
Mengenai kemungkinan campur tangan Russia dan China, Trias menjelaskan tidak akan terjadi karena berbagai aspek.
"Saya melihat Russia akan berpikir panjang-lebar. Russia memang punya kepentingan di Timur Tengah setelah Amerika mulai mundur," jelasnya.
"China juga kawan dekat dengan Iran, tapi juga akan berpikir apakah akan terlibat dalam perang seperti itu," lanjut Trias.
Trias mengatakan China jarang mencampuri urusan militer, tetapi memanfaatkan peluang ekonomi yang mungkin terjadi.
"Pengalaman yang terjadi, China enggak pernah mau ikut. Dia menggunakan itu sebagai kepentingan ekonomi di Suriah," kata Trias.
"Hiruk-pikuk di Suriah, dia enggak mau ikut. Tetapi dia memanfaatkan peluang ekonomi untuk masuk. Nah, itu China," jelasnya.
• Hubungan Iran-AS Memanas, Pengamat: Ada Kemungkinan Harga BBM Seluruh Dunia Naik
Harga BBM Dunia Naik
Dalam segmen yang berbeda, dibahas kemungkinan harga BBM dunia naik akibat konflik Iran-Amerika.
Ketika ditanya mengenai hal tersebut, Connie mengatakan efek tersebut akan terjadi di seluruh dunia.
"Kalau itu bukan hanya Indonesia, tapi seluruh dunia. Sangat mungkin (terjadi)," kata Connie.
Kedua belah pihak juga telah mengeluarkan ancaman kepada masing-masing negara.
"Kalau enggak salah Iran mengeluarkan statement, 80 juta dollar buat kepalanya Trump. Itu udah keras sekali, lho," kata Connie.
"Tapi ancamannya Trump enggak masuk akal, akan menghancurkan semua situs kebudayaan. Itu lebih konyol lagi," kata Trias.
Menurut Trias, masyarakat Amerika tidak sepenuhnya mendukung keputusan Presiden Trump.
"Kemudian yang perlu dicatat, masyarakat Amerika tidak gegap gempita men-support Trump," katanya.
Connie menyebutkan situasi saat ini berbeda dengan Perang Teluk yang didukung masyarakat Amerika.
"Makanya beda sama Perang Teluk," jelas Connie.
Lihat videonya dari menit 2:45
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)