"Di Timur Tengah, Iran punya proxy yang sangat banyak di sana. Jadi kalaupun terjadi perang, temannya banyak," lanjut Trias.
Ia menyebutkan kemungkinan Iran tidak akan meluncurkan serangan frontal, melainkan serangan-serangan kecil ke basis militer Amerika di Timur Tengah.
"Barangkali tidak akan terjadi frontal peperangan Amerika dengan Iran. Tetapi bisa juga terjadi banyak hal dilakukan oleh Iran untuk melawan Amerika," katanya.
Melalui serangan-serangan kecil itu, Iran menanggapi aksi penyerangan rudal yang menewaskan Jenderal Soleimani.
"Lewat cara itu, bisa juga Iran menanggapi aksi-aksi pembunuhan terhadap Soleimani ini, tidak frontal perang besar-besaran. Tapi akan menyerang berbagai macam fasilitas," kata Trias.
"Kalau frontal gede-gedean, secara teknologi militer, itu akan kalah."
Mengenai kemungkinan campur tangan Russia dan China, Trias menjelaskan tidak akan terjadi karena berbagai aspek.
"Saya melihat Russia akan berpikir panjang-lebar. Russia memang punya kepentingan di Timur Tengah setelah Amerika mulai mundur," jelasnya.
"China juga kawan dekat dengan Iran, tapi juga akan berpikir apakah akan terlibat dalam perang seperti itu," lanjut Trias.
Trias mengatakan China jarang mencampuri urusan militer, tetapi memanfaatkan peluang ekonomi yang mungkin terjadi.
"Pengalaman yang terjadi, China enggak pernah mau ikut. Dia menggunakan itu sebagai kepentingan ekonomi di Suriah," kata Trias.
"Hiruk-pikuk di Suriah, dia enggak mau ikut. Tetapi dia memanfaatkan peluang ekonomi untuk masuk. Nah, itu China," jelasnya.
• Hubungan Iran-AS Memanas, Pengamat: Ada Kemungkinan Harga BBM Seluruh Dunia Naik
Harga BBM Dunia Naik
Dalam segmen yang berbeda, dibahas kemungkinan harga BBM dunia naik akibat konflik Iran-Amerika.
Ketika ditanya mengenai hal tersebut, Connie mengatakan efek tersebut akan terjadi di seluruh dunia.