Konflik RI dan China di Natuna

Soal Konflik di Natuna, Media Asing Beberkan Pernyataan Pengamat Asal China, Singgung Impian Jokowi

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peta wilayah Natuna

TRIBUNWOW.COM - Menteri Luar Negeri China Geng Shuang menanggapi keberatan Pemerintah Indonesia mengenai permasalahan di Laut Natuna.

Dilansir dari ChinaDaily.com, Geng Shuang menegaskan nelayan China berhak mencari ikan di sekitar Laut China Selatan berdasarkan kekuasaan atas Kepulauan Nansha.

Geng juga mengatakan penting bagi kedua negara untuk mempertahankan kedamaian di wilayah tersebut.

Penangkapan kapal berbendera Vietnam di laut Natuna, Selasa (19/3/2019). (Pres rilis TribunWow.com)

Para Menteri Beda Sikap soal Klaim China di Natuna, Jokowi: Tak Ada Tawar Menawar

Menurut pengamat negara-negara ASEAN dari Guangxi University for Nationalities, Ge Hongliang, China telah berupaya dengan tulus menyelesaikan perselisihan dengan negara tetangga, dikutip dari ChinaDaily.com.

Meskipun demikian, Ge menyampaikan beberapa negara menimbulkan masalah terkait batas-batas negara di Laut China Selatan dan mendorong Indonesia tidak ikut-ikutan dalam jebakan konflik tersebut.

Ia menjelaskan, sebagai negara berkembang, China dan Indonesia harus memperdalam kerja sama.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo telah mengutarakan impian yang akan dicapai dalam rangka 100 tahun Indonesia merdeka.

Menurut Ge, impian China dan Indonesia dalam rangka 100 tahun kemerdekaan kurang lebih sama, sehingga hubungan bilateral antarnegara harus diperkuat.

Ge menyebutkan keinginan China memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial sama dengan keinginan Jokowi.

Ia menilai langkah pembangunan infrastruktur dan mengundang investor asing tepat dan membuat periode pertama pemerintahan Jokowi berjalan mulus.

Ge juga mendorong agar kedua negara memperkuat kerja sama yang sudah dibangun bertahun-tahun dan mengembangkan kepercayaan satu sama lain.

Ia mengatakan ada beberapa aspek yang dapat menghambat kerjasama China dengan Indonesia, yaitu ketidakseimbangan investasi, kesulitan China membangun pabrik di Indonesia, dan perbedaan budaya.

Soal Natuna, Mahfud MD Sebut Indonesia Tak akan Perang dengan China: Hubungan Lanjut seperti Biasa

Konflik Natuna 2016

Kejadian masuknya kapal asing asal China tidak hanya terjadi kali ini, melainkan pernah terjadi beberapa kali.

Seperti yang terjadi pada Maret 2016, kapal asing asal China memasuki daerah teritorial Indonesia di Laut Natuna.

Meskipun demikian, pihak China membantah keras telah masuk ke wilayah perairan Indonesia.

Dilansir dari artikel yang diunggah People's Daily pada 22 Maret 2016, China berdalih kapal coast guard-nya tidak pernah masuk ke wilayah perairan Indonesia.

China juga menyebutkan kapal coast guard sedang mengawal kapal nelayan yang diserang ketika melakukan kegiatan operasional sehari-hari, yaitu mencari ikan.

China mengklaim sedang melakukan traditional fishing ground, yakni pencarian ikan secara tradisional yang dilakukan sedari dulu.

Alasan traditional fishing ground ini tidak diakui Pemerintah Indonesia karena tidak memiliki dasar hukum yang jelas.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers pada 21 Maret 2016 untuk menanggapi protes Indonesia.

Nelayan China yang ditangkap karena melanggar batas wilayah tersebut kemudian diminta agar segera dilepaskan.

Dalam media tersebut juga disampaikan Indonesia tidak berhak mengklaim wilayah teritorial di sekitar Kepulauan Nansha dan menolak kedaulatan Indonesia atas Kepulauan Natuna.

"China secara konsisten menolak penangkapan ikan ilegal, dan meyakini kedua belah pihak harus menekan industri perikanan dengan cara yang membangun. Termasuk mengembangkan pertukaran dan kerja sama dalam peraturan perikanan dan berhati-hati dalam mengatasi konflik. Dalam dua hari terakhir, China dan Indonesia sudah melakukan komunikasi dalam rangka mengatasi isu terkini tentang masalah perikanan," kata Hua.

Tokoh Nelayan Natuna Ungkap Alasan Kapal-kapal China Berani Keluar Masuk Wilayah Indonesia

Sikap China

Sejak dulu China telah mengambil sikap dalam setiap permasalahan tentang wilayah perbatasan negara di Laut China Selatan, seperti yang terjadi pada Juni 2016.

China mengklaim Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia tumpang-tindih dengan area seluas 50.000 kilometer persegi yang disebut China masuk dalam nine-dash line (sembilan garis putus-putus).

Dikutip dari artikel ChinaDaily.com pada 23 Juni 2016, China menyebut Indonesia telah menangani permasalahan di Laut China Selatan dengan kekuatan penuh.

Pihak China mengatakan akan terus memperjuangkan alasan historis yang dimiliki atas wilayah perairan tersebut.

Ini Daerah Perairan Natuna yang Diklaim China dengan Dalih Nine Dash Line

(TribunWow.com/Brigitta Winasis)