TRIBUNWOW.COM - Satu di antara BUMN, yakni Perusahaan Jiwasraya kini tengah mengalami kerugian.
Kerugian besar-besaran tersebut lantas menghebohkan publik.
Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu menduga ada tiga kemungkinan penyebab kerugian Jiwasraya.
• Dituding Terima Suap dari Jiwasraya, Erick Thohir: Jangan-jangan yang Teriak Ini Ketakutan Dibongkar
Hal itu diungkapkan Said Didu melalui channel YouTube pribadinya MSD yang tayang pada Sabtu (21/12/2019).
"Hipotesa saya bahwa suatu perusahaan yang puncak-puncak sehat langsung anjlok itu pasti kemungkinan yang terjadi hanya tiga."
"Pimpinannya jadi gila, yang kedua adalah apa namanya tsunami ekonomi, yang ketiga ada perampokan," ujar Said Didu.
Lantas, Said Didu menceritakan bahwa Jiwasraya pernah mengalami masa tidak baik pada 2015 karena efek dari krisis ekonomi 1998.
"Itu karena Jiwasraya ini tidak tahu tahun 2005 itu saya menerima laporan Direksi saat itu bahwa dia memang lagi sakit, 2005 itu punya hutang Rp 6 triliun dampak dari krisis 1998," ungkapnya.
Meski demikian, Jiwasraya mulai bangkit hingga 2008-2009 mulai mendapatkan untung.
Bahkan, pada 2015-2016 Jiwasraya menjadi asuransi terpercaya dengan keuntungan besar.
"Kemudian dibenahin, dibenahin sembuh pada 2009, 2009 mendapat laba dan semakin naik menjadi salah satu asuransi terbaik, bahkan bukan hanya di Indonesia itu 2015-2016."
"2016 puncak ungtungnya hampir Rp 2 triliun, 2017 itu pernah menyatakan Rp 2,3 triliun terus dikerokesi OJK menjadi Rp 400 miliar," katanya.
• BNI Sebut Jiwasraya Sudah Lunasi Utang, Bagaimana dengan BRI dan BTN?
Namun, tiba-tiba Jiwasraya mengalami kebangkrutan pada 2018 tanpa alasan yang jelas.
"Terus tahu-tahu 2018 itu langsung terjadi kerugian puluhan triliun dan yang hampir enggak bisa dibayar bahkan hampir ratusan triliun, potensi ruginya Rp 1 triliun," ungkap Said Didu.
Tak ada kejadian besar pada 2018 kecuali persiapan Pemilihan Presiden 2019.