Banjir di Jakarta

Pengamat Politik Nilai Ada Gengsi Politik di Pemerintahan Anies Baswedan: Tak Mau Lanjutkan Program

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik, Pangi Chaniago menilai ada gengsi politik dalam Pemerintah DKI Jakarta soal masalah banjir.

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Pangi Chaniago menilai ada gengsi politik dalam Pemerintah DKI Jakarta soal masalah banjir.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne pada Sabtu (4/1/2020), Pangi Chaniago mengatakan bahwa gengsi politik itu tidak hanya terjadi di DKI Jakarta.

"Iya mbak Caca, kalau kita cermati dari awal memang ada pemerintah itu Pemda, Bupati, Wali Kota tidak hanya di Jakarta di daerah lain ada gengsi politik," ungkap Pangi Chaniago.

WASPADA Banjir dan Longsor, BMKG Sebut Angin Kencang Diprakirakan Melanda NTT hingga 7 Januari 2020

Beberapa Gubernur atau Bupati hanya ingin melakukan sesuatu yang asal beda dengan program sebelumnya.

Padahal dalam pemerintahan sudah ada panduan yang dapat digunakan gubernur-gubernur selanjutnya.

"Asal beda, tidak mau melanjutkan program sebelumnya itulah kemudian GBHN yang memandu agar siapapun gubernurnya, siapapun bupatinya dia punya panduan tidak bergeser," katanya.

"Jadi dia punya pedoman jangka panjang sehingga tidak sesuai dengan selera mereka," imbuh Pangi.

Menurut Pangi, panduan semacam itu sangatlah penting.

"Mungkin barangkali ini penting ke depannya supaya ada keberlanjutan dari semua program yang dibuat," ucap Pangi.

Pangi mengimbau agar para kepala daerah tidak gengsi melanjutkan program-program yang telah disusun pemerintah sebelumnya.

"Jangan gengsi karena ini program lama tidak mau dilanjutkan tapi saya maunya program baru gitu loh," kata Pangi.

Selain itu, Pangi juga mengungkapkan rasa kecewanya lantaran bencana banjir justru banyak digunakan untuk saling menyalahkan.

Ditanya Adakah Rasa Gengsi Anies Baswedan Lanjutkan Program Ahok Atasi Banjir, Sutiyoso Beri Imbauan

Sehingga, ia mengimbau agar jangan sampai bencana digunakan sebagai tempat terbelahnya politik semakin jelas.

"Nah yang kedua adalah kalau saya cermati, dalam kasus saya yang kedua mau ucapkan bela sungkawa dan duka yang mendalam terhadap korban."

"Sangat disayangkan, dan memang bencana politik sebesar ini tidak boleh dijadikan komunitas poltik, itu sangat disayangkan, jangan sampai," ucap dia.

Namun, menurut pengamatannya di media sosial bahwa bencana banjir itu memang membuat keterbelahan politik masih terjadi.

Halaman
123