Banjir di Jakarta

Banjir Melanda Jabodetabek, Pengamat Sebut Sistem Drainase Sudah dari Zaman Kolonial

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banjir di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (1/1/2020).

"Kita tidak punya kapasitas besar. Seperti belajar dari Surabaya, ada yang dimensinya 2x2 meter. Jakarta mungkin besarannya hanya 80 cm sampai 1 meter. Itu pun kalau maksimal. Kalau tidak maksimal, ya, meluber lagi," kata Yayat.

Anies Baswedan Minta Koordinasi Lurah dan Camat terkait Banjir: Pekerjaan Kita Masih Banyak

Penyebab Banjir

Yayat juga menjelaskan penyebab kondisi banjir yang terjadi saat ini, yakni pasang laut yang tinggi, intensitas hujan lokal yang tinggi, serta hujan di wilayah sekitar Jakarta.

"Kondisi hari ini ada tiga penyebab. Pasang laut yang masih tinggi, intensitas hujan lokal yang tinggi, ditambah dengan hujan dari wilayah sekitarnya yang juga cukup tinggi," lanjutnya.

Menurut Yayat, hal ini harus segera diantisipasi mengingat puncak musim hujan belum tiba menurut ramalan BMKG.

"Inilah yang harus kita antisipasi, bahwa kejadian ini bisa tiga hari ke depan. Kita melihat menurut ramalan BMKG bahwa malam nanti sampai subuh potensi curah hujan juga tinggi," kata Yayat.

Lihat videonya dari awal:

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Siapkan Langkah Penanganan Banjir di Jakarta dan Sekitarnya

Pemerintah Harus Sinkronkan Kebijakan

Menurut Yayat, pemerintah harus mensinkronkan kebijakan sebagai langkah awal menangani persoalan banjir.

"Apa solusi jangka pendeknya dalam beberapa tahun ini? Memang ada sedikit perdebatan untuk penanganan beberapa lokasi yang terkait dengan normalisasi," kata Yayat.

"Kebijakan yang berbeda antara Kementerian PU dengan Bapak Gubernur juga harus disinkronisasikan kembali. Bagaimana penanganan skala besarnya di tingkat makro, mezzo, dan mikro."

Ia juga mengimbau agar masyarakat lebih menyadari kebersihan lingkungan sebagai permasalahan bersama.

"Baru yang terakhir adalah mari kita mencoba bersama-sama dengan masyarakat untuk bersikap melihat persoalan ini lebih luas. Apakah karena ada persoalan kondisi teknis Jakarta yang sudah tidak maksimal dan diperburuk oleh perilaku kita yang masih terbiasa membuang sampah, menutup saluran, menyempitkan saluran, bahkan menghilangkan. Itu penyebabnya," lanjut Yayat.

Menurut Yayat, pembangunan masih yang terjadi di Jakarta juga turut menjadi penyebab.

Halaman
123