Terkini Daerah

Kondisi Memprihatinkan Saepudin ODGJ yang Digigit Kobra 3 Minggu Lalu, Tak Bisa Berobat karena Biaya

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saepudin (48 tahun), korban gigitan ular kobra mengalami luka parah di kakinya.

Namun karena tidak ada uang mereka tidak membawa Saepudin ke dokter ataupun rumah sakit.

“Mau ke puskesmas juga ga ada uang. Jadi lukanya diobati pake minyak biar ga tambah parah,” tuturnya sambil mengatakan kini pihak RW tengah mengurus BPJS PBI agar Saepudin segera dibawa ke rumah sakit.

Kemiskinan

Sehari-hari, Saepudin tinggal berdua bersama ibunya, Wariah Winangsih (74) di rumah bekas peninggalan almarhum ayahnya.

Rumah beralaskan keramik putih itu hanya berisi rak hitam yang sudah kusam dan rusak, satu set kursi usang, dan satu buah televisi.

Yanti mengatakan, dulu Saepudin yang lulusan PGA (setingkat SMA) sempat bekerja.

Dia menjadi guru honorer kemudian pindah bekerja di sebuah pabrik di Cimindi, Cimahi.

Namun ia menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Sejak saat itu ia tidak bekerja karena sakit.

“Kakak saya ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) karena nggak bisa jadi PNS. Sejak sakit dia nggak bekerja. Paling dia mancing, nyari ikan untuk teman makan,” tuturnya.

Sepeninggal sang ayah yang menjadi pensiunan guru, kehidupan Saepudin bertumpu pada ibunya yang juga tidak memiliki penghasilan.

Keduanya mengandalkan uang pensiun Rp 1,2 juta per bulan.

Namun karena memiliki utang bekas sang ayah saat meninggal, uang pensiun tersebut dipotong hingga tersisa Rp 600.000 per bulan.

Uang tersebut, sambung Yanti, tak cukup.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ibunya menjual sawah warisan yang tidak banyak.

“Dijual sedikit demi sedikit untuk makan. Ayeunamah serangna tos seep (sekarang sawahnya sudah habis). Kadang saya yang membantu makanan ibu dan kakak saya,” ungkap lulusan SMP ini.

Halaman
1234