Terkini Nasional

Said Didu Tawarkan Pemerintah 3 Solusi Atasi Kerugian Jiwasraya, Apa Saja?

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Said Didu menjelaskan 3 solusi yang dapat digunakan pemerintah untuk mengembalikan kondisi keuangan Jiwasraya

TRIBUNWOW.COM - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu membahas soal kasus perusahaan asuransi Jiwasraya yang mengalami kebocoran besar.

Said Didu mengatakan ada 3 langkah yang bisa dilakukan pemerintah agar Jiwasraya dapat berfungsi seperti sedia kala.

Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal MSD, Sabtu (21/12/2019), mulanya Said Didu menjelaskan masalah pertama yang harus diselesaikan pemerintah adalah soal kepercayaan.

Jiwasraya Belum Dapat Bayar Nasabah, Pemerintah Sebut Sudah Ada Solusi: Bukan Masalah Ringan

Kasus Jiwasraya yang awalnya sehat dan kemudian tiba-tiba mengalami kerugian besar, menurut Said Didu menghilangkan kepercayaan publik terhadap kinerja perusahaan pelat merah tersebut.

"Problem besar adalah membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat dan internasional kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ini terjadi di BUMN," ujar Said Didu.

"Ini problem besar yang tidak dibayangkan."

"Bahkan dalam tanda kutip menipu, merampok itu suatu kombinasi yang sangat aneh."

"Menurut saya ini yang berat sekali yang dihadapi pemerintah sekarang," tambahnya.

Said Didu sendiri mengatakan pemerintah bisa mengembalikan Jiwasraya kembali ke kondisi normal.

Ia menawarkan pemerintah 3 langkah untuk menyembuhkan kerugian Jiwasraya.

"Sehingga menurut saya ada 3 langkah sekaligus yang harus pemerintah lakukan," terang Said Didu.

Langkah pertama yang harus dilakukan menurut Said Didu adalah menutup sumber-sumber kerugian di Jiwasraya agar tidak menyebar ke sektor lain.

"Satu adalah mengisolasi penyakit-penyakit Jiwasraya ke perusahaan cangkang, kemudian menghidupkan asuransi yang lain," paparnya.

Kemudian Said Didu menyarankan pemerintah untuk terus mengejar pelaku di balik kebocoran dana Jiwasraya.

Setelah pelaku tertangkap, Said Didu menyarankan agar pemerintah menghukum para pelaku tesebut dan menyita aset yang dicuri untuk nantinya dikembalikan ke Jiwasraya.

"Kedua adalah mengejar orang yang merampok ini dan melakukan tindak pidana, kemudian menghukum dan mengembalikan uang," kata Said Didu.

Langkah terakhir menurut Said Didu adalah menggunakan uang hasil sitaan, dari pencurian dan keuntungan dari kinerja harian Jiwasraya ,untuk menyembuhkan keuangan perusahaan asuransi milik negara tersebut.

"Sehingga dari uang yang dikembalikan oleh orang yang mengambil, merampok ini, dan keuntungan Jiwasraya dari operasi yang normal, itu digunakan untuk me-recovery (menyembuhkan) nasabah kembali," terang Said Didu.

Jiwasraya Gagal Bayar Polis Nasabah, Pakar Asuransi: Kesalahan Tata Kelola Produk dan Investasi

Lihat videonya di bawah ini mulai menit 6.20:

Said Didu Bahas Cara Tangkap Pelaku Kasus Jiwasraya

Dilansir TribunWow.com, Said Didu menjelaskan untuk dapat mengetahui dari mana sumber kebocoran dana terjadi, caranya adalah melihat program kerja yang gagal dilaksanakan.

Berdasarkan penjelasan Said Didu, ada dua faktor yang menjadi sumber kebocoran dana di Jiwasraya.

Pertama adalah soal investasi saham dan kedua adalah sektor properti.

"Kita lihat yang gagal itu adalah resiko di pembelian saham, yang kedua adalah pembelian properti," ujar Said Didu di acara 'APA KABAR INDONESIA MALAM' Talk Show tvOne, Sabtu (21/12/2019).

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menjelaskan bagaimana bisa ada kebocoran dana dari BUMN Jiwasraya (YouTube Talk Show tvOne)

• Singgung soal Century, Ferdinand Hutahaean Setuju DPR Bentuk Pansus untuk Masalah Jiwasraya

Awalnya Said Didu membahas soal permasalahan investasi saham.

Menurutnya ada 2 permasalahan yang terjadi di sektor saham.

Pertama adalah saham yang dibeli bukan saham yang bernilai tinggi, lalu kedua adalah broker yang dipakai tidak memiliki rekam jejak yang jelas.

"Kita lihat saham-saham yang dibeli itu rata-rata saham yang bukan blue chips, bahkan bukan masuk LQ45. Jadi saham gorengan yang dibeli," jelasnya.

LQ45 yang dimaksud Said Didu adalah saham dari 45 perusahaan yang telah memenuhi kriteria tertentu, di antaranya adalah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) minimal selama 3 bulan.

"Kedua adalah broker yang dipakai itu broker yang saya enggak kenal, bukan yang terkenal seperti Danareksa, Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas," imbuh Said Didu.

Said Didu kemudian menjelaskan bagaimana proses kebocoran saham terjadi.

"Sehingga yang bisa terjadi adalah modusnya bisa terjadi, suruh teman membeli saham itu, saham tertentu," paparnya.

"Kemudian broker yang digunakan Jiwasraya ini membeli saham tersebut di harga yang di atas, sehingga untungnya setelah itu diterima oleh teman yang disuruh beli," lanjut Said Didu.

Hampir sama seperti saham, Said Didu menjelaskan bagaimana Jiwasraya melakukan pembelian terhadap properti-properti yang tidak laku.

"Setelah itu bisa bagi hasil, begitu juga kejadiannya dengan properti," ujar Said Didu.

"Dicek properti apa saja yang dibeli, karena properti 2018 memang sudah mulai menurun."

"Siapa tahu yang dibeli adalah properti-properti tidak laku, sehingga pada saat mau dijual sudah sangat murah," tambahnya.

Said Didu mengatakan mudah untuk menangkap pelaku penyelewengan dana di Jiwasraya.

Ia berharap DPR dapat membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menyelidiki siapa saja pihak yang membeli saham dan properti siapa saja yang dibeli oleh Jiwasraya.

"Jadi saya berharap, pihak DPR kalau mau membentuk Pansus enggak susah-susah, periksa siapa saja yang beli saham," kata Said Didu.

"Properti yang dibeli Jiwasraya itu properti siapa yang dibeli," tandasnya.

• Jiwasraya Mendadak Rugi Besar, Ferdinand Pertanyakan Keberadaan OJK, Kementerian BUMN, dan Kemenkeu

Simak videonya pada menit ke: 11.15:

(TribunWow.com/Anung Malik)