“Kalau ada tugas darurat saya izin kuliah dulu. Karena sebelum menjadi petugas damkar, kita sudah bersumpah untuk mengabdi kepada masyarakat,” tambahnya.
Namun, hal itu tidak dicapai dengan mudah.
Saepul sudah merasakn pahit manisnya kehidupan.
• Cerita Anak Petani yang juga Petugas Kebersihan Masjid Jadi Prajurit Lulusan Terbaik TNI AL
Saepul bukanlah orang yang berada.
Saepul dlahirkan dari keluarga tidak mampu. Ayahnya bekerja sebagai sopir angkot, sedangkan ibunya mengurus rumah tangga.
Saepul merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Kala itu, orangtua Saepul seringkali berpindah kos lantaran sulitnya biaya.
Hal itulah yang memotivasi Saepul untuk mengenyam pendidikan tinggi dan menjadi orang yang sukses. “Ayah saya berpesan ‘Jangan susah seperti ayah, kamu belajar yang bener’,” ungkap Saepul.
Orangtuanya lah ya menginspirasi Saepul berpacu untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Saepul ingin melihat mereka bahagia hingga akhir hayatnya.
Perjuangan berat Saepul
Sebelum menjadi petugas damkar, Saepul pernah menjadi petugas kebersihan (cleaning service) yang digaji hanya Rp 28.000 sehari ketika masih belajar di SMP.
Saepul berujar, dirinya pernah menjadi cleaning service untuk membantu orangtuanya melunasi biaya persalinan adik ketiganya.
Saepul bercerita, kala itu adik ketiganya ditahan oleh rumah sakit lantaran orangtuanya tidak mampu membayar biaya persalinan.
Sedih melihat kondisi orangtuanya, Saepul berinisiatif membantu biaya persalinan adik ketiganya.