TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku sempat menolak menjadi narasumber pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (17/12/2019).
Dilansir TribunWow.com, Sudjiwo Tedjo mengaku segan pada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Dalam tayangan itu, Sudjiwo Tedjo berkelakar bahwa Mahfud MD dulu menjadi saksi pernikahannya.
Untuk itu, ia merasa segan jika harus berbicara soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di hadapan Mahfud MD.
• Ingatkan Mahfud MD soal Jejak Digital, Haikal Hassan: Malu jika Dikoreksi Junior secara Menohok
• Di ILC, Haikal Hassan Menggebu-gebu Akui Kontaknya Diblokir Mahfud MD, Singgung soal Kegaduhan
Namun, ia justru berkelakar dengan menyebut ayam juga memiliki hak asasi.
"Kadang-kadang kita sopan enggak sih bunuh ayam, ayam sudah rela mati untuk kita, kita makannya sambil ngobrol," ucap Sudjiwo.
"Kalau saya jadi ayam tersinggung itu, serius."
"Ini mereka sudah rela menyumbangkan energi dan begitu kita makan kita sambil ngobrol bisnis. Ini mati untuk kita loh."
Mendengar penjelasan Sudjiwo itu, Karni Ilyas tampak tertawa sambil menggaruk kepala.
"Mana pancasilanya? Jadi saya kira HAM ini mesti hati-hati penerapannya," ujar Sudjiwo.
Lantas, Sudjiwo menceritakan kisahnya saat mengajari anak-anak mendalang.
"Beberapa dalang nitipin anak-anaknya ke saya, 'Ini Bapak Dalang'," ungkapnya.
"Kasarnya, saya bunuh pun dia rela, artinya etos itu harus ada."
Menurutnya, kini banyak pihak yang melebih-lebihkan soal pelanggaran HAM.
"Hidup ini keras, tapi sedikit-sedikit HAM, ditempeleng monggo, lebih baik ditempeleng sampean daripada ditempeleng masyarakat," ucapnya.
"Sedikit-sedikit HAM itu loh."
• Haris Azhar Tanggapi Pernyataan Mahfud MD, Bongkar Sejumlah Pelanggaran HAM yang Belum Diungkap
Sudjiwo pun menyinggung nama Aktivis HAM, Haris Azhar.
"Makanya Haris kalau ada orang yang lapor HAM terutama perempuan yang 'dianu' suaminya atau dari murid, jangan dilayani deh," ujar Sudjiwo.
Melanjutkan penjelasannya, Sudjiwo malah menggoda Karni Ilyas.
"Saya kira Pak Karni ini korban kekerasan, pasti sering dicambuk kiai juga dia, aku yakin," ucap dia.
"Kalau enggak mana mau berdiri sampai sekarang, umur berapa dia coba."
Lantas, ia pun menyinggung nama Mahfud MD.
Sudjiwo mengaku sempat menolak jadi narasumber di acara tersebut karena Mahfud MD juga hadir.
"Saya sebelumnya menolak datang ke acara ini karena ini masalah Pak Mahfud," kata Sudjiwo.
"Saya bilang ke Titi, 'Ti, aku enggak enak sama Pak Mahfud dia jadi saksi nikahan aku loh, gimana aku berhadapan'," sambungnya.
Melanjutkan penjelasannya, ia justru kembali melontarkan candaannya.
"Pak Karni juga deket sama Pak Mahfud, tapi tadi pertanyaannya mancing Freeport, oke juga nih," canda Sudjiwo.
"Aku coba pura-pura berani dikit sama Pak Mahfud sekarang."
Menanggapi ucapan Sudjiwo, Karni Ilyas pun membalas dengan candaan.
"Kayaknya Mas Jiwo itu sudah jadi sufi sekarang, sufisme, karena bisa mendalami jiwanya ayam," ucap Karni Ilyas.
Ucapan Karni Ilyas itu lantas mengundang gelak tawa penonton.
Simak video berikut ini menit 7.30:
Watak Asli Mahfud MD
Sebelumnya, Ketua II Presidium Alumni (PA) 212, Haikal Hassan mengungkapkan kritik keras pada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Dilansir TribunWow.com, Haikal Hassan pun mengimbau Mahfud MD untuk tak melupakan jejak digital.
Menurutnya, semenjak menjadi seorang menteri Mahfud MD seolah menunjukkan sikap asli yang dimiliki.
Haikal Hassan mulanya menyinggung oknum pejabat yang kembali membuat kegaduhan.
"Lagi-lagi pejabat bikin gaduh, dan lagi-lagi diangkat ILC, dan semoga ini bisa mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Haikal Hassan.
• Di ILC, Haikal Hassan Ungkap Pesan untuk Mahfud MD, Singgung soal Kekuasaan: Watak Aslinya Muncul
Lantas, ia juga menyinggung soal koreksi yang disampaikan oleh Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar terhadap pernyataan Mahfud MD.
Menurut Haikal Hassan, hal itu cukup memalukan, mengingat jabatan Mahfud MD sebagai seorang menteri.
"Cukup malu jika senioritas Pak Mahfud MD dikoreksi oleh juniornya dengan cara yang menohok," kata Haikal Hassan.
Lantas, ia menyoroti tentang munculnya watak asli seseorang setelah menduduki jabatan strategis.
"Bahkan menurut pendapat kami, watak asli seseorang muncul ketika dia pegang kekuasaan," ujar dia.
Haikal Hassan pun melontarkan perumpamaan untuk menjelaskan pernyataannya.
"Karena kalau umpamanya hujan deras sekalipun enggak akan terasa kalau berada di dalam halte bus," sebutnya.
"Keluar dong sebentar, kita akan berdebat kusir, 'Hujan enggak? Enggak, hujan enggak? Enggak," sambungnya.
"Julurkan tangan pun tidak, makanya enggak akan terasa, itulah yang kami rasakan saat ini."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)