TRIBUNWOW.COM – Staf Khusus Presiden bidang inovasi Belva Devara mengatakan langkah presiden untuk memilih staf khusus dari kalangan anak muda sudat tepat.
Belva menilai kalangan anak muda juga dapat dijadikan teman diskusi atau partner untuk bertukar pikiran mengenai program kerja presiden.
Terlebih apabila presiden menginginkan saran yang tak biasa mengenai suatu hal agar dapat diaplikasikan ke program kerja tersebut.
“Menurut saya sangat tepat ketika stafsusnya milenial yang bisa berpikir out of the box dan bisa menjadi teman diskusi,” papar Belva dikutip dari tayangan Q&A Metro Tv, Minggu (16/12/2019).
• Belva Devara Mengaku Tak Ingin Nikmati Gajinya sebagai Staf Khusus Presiden, Ini yang Jadi Alasannya
Tak hanya itu, Belva juga menekankan terkait dengan pertentangan soal sudut pandang pribadi dan kepentingan negara.
“Orang mungkin nanya, ada enggak sih conflict of interest? Nah ini saya luruskan sedikit karena sama sekali tidak ada,” kata Belva.
“Kenapa tidak ada? Karena kami penasihat, kami tidak ada fungsi eksekusi, saya tidak membuat kebijakan, saya tidak menerbitkan izin ke siapapun."
"saya tidak ada kontrak bernilai apapun yang saya tanda tangan dari government dan juga dari luar, itu tidak ada sama sekali,” tegas Belva.
Tak hanya Belva, terdapat pula staf khusus "milenial" presiden Billy Mambrasar.
Meski Billy merupakan putra daerah Papua, ia tak serta merta hanya mewakili kawasan Indonesia Timur saja.
Ia mengatakan dirinya mengabdikan diri untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Hal ini dibuktikan pada kunjungan pertama Billy sebagai Stafsus Presiden ke Serambi Mekah, Aceh.
“Makanya pertama kali saya travel itu ke Banda Aceh untuk menunjukkan bahwa memang saya itu mengurusnya dari Sabang sampai Merauke,” ujar Billy.
Selain itu, Billy juga mengatakan sebagai orang yang lahir dan besar di Papua,membuatnya mengerti soal pembangunan daerah tertinggal.
Untuk itu, ia ingin mengajak para staf khusus lain untuk turut menyuarakan tentang ketertinggalan.