"Lha kok ada saudara muslim, misalnya betul dipersekusi, ditindas, lalu diam saja, tidak mungkin, satu," sambung Robikin.
Robikin lantas menceritakan bahwa NU telah berkunjung ke Xinjiang dan Uighur untuk melihat kondisi umat Muslim di sana.
"Yang kedua, perlu kami tegaskan, kami juga selain pernah berkunjung ke Xinjiang, sebelum ke Uighur, juga ketemu dengan tokoh-tokoh agama di sana," ucap Robikin.
"Kami pada akhirnya dalam kurun waktu berikutnya, berkunjung ke Uighur, ketemu juga dengan orang-orang yang disebut media barat sebagai orang-orang yang disandera di kamp."
"Lalu kami juga menerima kunjungan Muslim Uighur di luar negeri."
"Ya kalau dulu kasus Aceh, ya pejuang Aceh yang ada di luar negeri kira-kira begitu," tuturnya.
Pelarangan Peribadatan
Pembawa acara kemudian memutarkan video ketika sejumlah tokoh ormas dan MUI berkunjung ke Xinjiang.
Menanggapi hal itu, Robikin memberikan penjelasan soal kunjungan NU.
"Saya yang memimpin rombongan dari Nahdlatul Ulama, ada lima orang," ungkap Robikin.
"Muhammadiyah ada lima orang, dipimpin oleh Prof Syafiq Mughni."
"Dan dari MUI juga ada 5 orang, disertai teman-teman media," lanjutnya.
Robikin menerangkan, bahwa apa yang ia lihat di cuplikan video, memang demikian adanya.
Ia pun menjelaskan mengenai hukum di China terkait pemelukan agama.
"Tapi poin saya begini, supaya masyarakat jelas, supaya kita tidak terjebak oleh proxy war," katanya.