Terkini Nasional
Sepak Terjang Wiranto, Mantan Menko Polhukam yang Kembali ke Istana dan Jadi Ketua Wantimpres
Bagaimanakah profil lengkap dari mantan Menko Polhukam Wiranto yang kini jadi bagian dari Wantimpres?
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Dari sembilan nama tokoh Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) terdapat nama mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Setelah namanya tak lagi dipanggil ke dalam jajaran kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua, kini ia kembali lagi ke Istana Negara untuk dilantik sebagai Wantimpres, Jumat (13/12/2019).
Seperti apa sepak terjangnya di dunia politik Indonesia?
• Daftar Nama 9 Calon Wantimpres Jokowi, Dato Sri Tahir, Habib Lutfi bin Yahya, hingga Wiranto
Dikutip TribunWow.com dari Wikipedia, Wiranto lahir di Yogyakarta, 4 April 1947.
Ia merupakan seorang tokoh militer yang kemudian menjadi politikus selepas jadi tentara.
Mantan Panglima TNI ini menempuh pendidikannya di Akademi Militer Magelang pada 1968.
Tahun 1984, dia menempuh pendidikannya di Sekolah Staf dan Komando TNI AD.
Ia juga sempat mengambil pendidikan master di STIE IPWIJA athun 2006, dan juga mendapatkan gelar doktor bidang Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Negeri Jakarta pada 2012.
Wiranto pensiun sebagai TNI dengan pangkat terakhir Jenderal TNI.
Seusai menjadi Panglima TNI, Wiranto ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Wiranto pun masuk ke Partai Golkar dan sempat menyalonkan diri sebagai presiden bersama Salahuddin Wahid, sayangnya dia harus mengakui kemenangan SBY-Jusuf Kalla.
Tahun 2006 ia mendeklarasikan Partai Hanura dan menjadi ketua umumnya.
Sejumlah tokoh penting di republik ini pun menghadiri deklarasi ini termasuk Presiden Gus Dur.
Mantan Menko Polhukam ini kemudian kembali bertarung melawan SBY dalam pemilihan presiden 2009, kali ini dia menjadi calon wakil presiden dari Jusuf Kalla.
Namun, ia harus kembali menelan kekalahan, karena SBY kembali memenangkan Pemilu.