"Itu makanya kalau betul Gibran maju di Solo atau Bobby maju di Kota Medan, aparatur hukum kita di bawah termasuk aparatur negara itu jangan over acting," kata dia.
"Kalau istilahnya Pak Jokowi kemarin jangan 'cari muka' begitu."
Menurut dia, Gibran dan Bobby perlu bersaing secara adil untuk membuktikan kemampuannya di bidang politik.
"Biar nanti berkompetisi dengan fair," beber Jansen.
"Nanti pengusaha over acting menyumbang paling banyak ke sini misalnya, kan penuh isi tasnya."
Mendengar pernyataan itu, Politisi PDI Perjuangan, Dwi Ria Latifa pun memotong pembicaraan Jansen.
Ia mengimbau Jansen untuk tak berburuksangka.
"Jangan suuzon gitu dong. Anda sudah mengalaminya seperti itu?," tanya Dwi Ria.
"Anak pejabat aja dilayani berlebihan, ini loh Ari Askhara, Direktur Utama Garuda itu."
Sekali lagi, Jansen mengimbau para aparatur negara untuk tak 'cari muka' pada Gibran maupun Bobby.
"Itu makanya kita ingatkan aparatur hukum, aparatur negara itu jangan over acting atau cari muka gitu, biar aja nanti bertarung sehat," ujarnya.
Simak video berikut ini menit 5.40:
Beda Jokowi dan SBY
Sebelumnya, Jansen Sitindaon juga menyampaikan perbedaan nilai keluarga Jokowi dan SBY.
Jansen pun menyinggung tanggapan publik yang disebutnya kerap membandingkan Gibran dengan AHY.